
Transcription
Kantor Bahasa MalukuHIKAYAT PATTIYAWAELLOPEMIMPIN HENAKAHU DI PULAU NUSA LAUTDAN KAPITAN MATAHAADitulis OlehErwin Bravor Pattikayhatuw
HIKAYAT PATTIYAWAELLOPemimpin Henakahu di Pulau Nusa Laut danKapitan Raksasa MatahaaHIKAYAT PATTIYAWAELLOPEMIMPIN HENAKAHU DI PULAUNUSA LAUT DAN KAPITAN MATAHAACerita Rakyat dari MalukuDitulis oleh Erwin Bravor PattikayhatuPenulisPenyuntingIlustratorPenata letak: Erwin Bravor Pattikayhatu: Adi Syaiful Mukhtar: Aridal: AridalDiterbitkan pada tahun 2017 olehKantor Bahasa MalukuBadan Pengembangan dan Pembinaan BahasaJalan Mutiara, Nomor 3AMardika, AmbonHak Cipta Dilindungi Undang-UndangIsi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyakdalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalamhal pengutipan untuk keperluan artikel atau karangan ilmiah.Katalog dalam TerbitanBravor Pattikayhatu, ErwinHikayat Pattiyawaello, Pemimpin Henakahu di Pulau Nusa Lautdan Kapitan Raksasa Matahaa/Erwin B. Pattikayhatu; Penyunting/Adi Syaiful Mukhtar; Ambon: Kantor Bahasa Maluku, BadanPengembangan dan Pembinaan Bahasa.v 35 hlm; 21 cmISBN 978-602-50294-4-8KANTOR BAHASA MALUKUBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASAi1. KESUSASTRAAN RAKYAT2. CERITA RAKYAT MALUKUii
KATA PENGANTARBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengoptimalkan GerakanLiterasi Nasional melalui penerbitan dan penyebarluasan ceritarakyat. Cerita rakyat ini memiliki nilai moral, toleransi, sejarah,kepahlawanan, sosial, budaya, dan nilai-nilai positif lainnya yangbersumber dari kearifan lokal masyarakat Indonesia.“Hikayat Pattaiyawaello: Pemimpin Henakahu di Nusalaut danKapitan Raksasa Matahaa” merupakan cerita rakyat yangpopuler pada masyarakat Pulau Nusalaut, Kabupaten MalukuTengah, Provinsi Maluku. Isi cerita mengenai kepemimpinan,kewibawaan, dan kepercayaan. Nilai-nilai itu merupakan satukesatuan nilai yang penting dan utama bagi penumbuhan danpengembangan budi pekerti, terutama bagi pembaca berusiamuda.Pada kesempatan ini, Kantor Bahasa Maluku mengucapkanterima kasih kepada penulis dan berbagai pihak yang telahberupaya menyusun ulang dan menerbitkan cerita rakyat ini.Semoga cerita rakyat ini dapat memberi manfaat bagi parapembaca.Ambon, 8 Juni 2017SEKAPUR SIRIH“Hikayat Pattiyawaello Pemimpin Henakahu di Pulau Nusalaut dan KapitanRaksasa Matahaa”, adalah salah satu cerita rakyat di daerah KecamatanNusalaut, Kabupaten Maluku Tengah. Cerita ini menggambarkan sosok pemimpin yang selanjutnya disebut sebagai “Primus Inter Pares”, atau seorangpemimpin yang mendapat kepercayaan penuh dan berwibawa. Dari cerita ini,dapat ditanamkan budi pekerti seorang Pemimpin yang bijaksana, dan selalumemperhatikan kesejahteraan rakyatnya.Adapun sasaran dari cerita rakyat ini ditujukan kepada usia siswa sekolahdasar. Melalui kebiasaan membaca, maka kapasitas berbahasa Indonesia, serta penanaman nilai-nilai budi pekerti yang baik akan terwujud sejak dini. Upayaini perlu didukung oleh masyarakat luas dengan cara melakukan literasi terhadap manuskrip kuno, pantun, dongeng, dan sebagainya.Sejalan dengan ditetapkannya naskah ini dalam Sayembara Penulisan CeritaRakyat Maluku Tahun 2017 sebagai salah satu yang terbaik, maka penulismenyampaikan penghargaan yang Tinggi kepada Kantor Bahasa Maluku,Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa atas terselenggaranya kegiatan ini. Tak lupa pula disampaikan terima kasih kepada Prof Jhon Pattikayhatu, selanjutnya istri dan anak-anak penulis, atas waktu luangnya dalamberdiskusi serta motivasi yang diberikan. Secara khusus kepada Tuhan YangMaha Esa atas berkat, nikmat, dan kekuatan, saat penulisan ini berlangsung.Akhir kata, semoga naskah ini dapat bermakna dalam meningkatkan dan menyiapkan bahan bacaan dan sastra untuk peserta didik di tingkat sekolahdasar. Salah satu kalimat inspiratif yang dikutip dari Kids Reading Journal(2009) “Buku, bagi seorang anak yang membaca, lebih dari sekedar buku.Tetapi ia merupakan impian sekaligus pengetahuan dan masa depan, sekaligus masa silam.” (Esther Meynell)Dr. Asrif, M. Hum.Kepala Kantor Bahasa Malukuiiiiv
DAFTAR ISI1. Perjalanan PattiyawaelloKata Pengantar iiiSekapur Sirih . . . ivDaftar isi v1. Perjalanan Pattiyawaello . . 12. Henakahu . 53. Negeri Amauna dan Raja Latumutihu4. Kapitan Matahaha 7 . 125. Kapitan Lolohu Warlau melawan Kapitan Matahaa . . . 206. Kabar KemenanganBiodata Penulis . . . . 29 32Biodata Penyunting 34Biodata Ilustrator . 35Pada zaman dahulu kala ada seorang raja bernama Pattiyawaello. Ia adalah seorang pemimpin terkemuka dari suku Siwasi. Sukubangsa ini berasal dari Alifuru Nunusaku golongan Patasiwa diSeram Barat. Suatu ketika, ia memanggil para kapitan untuk berkumpul dengan meniup kulit kerang dan tifa. Setelah itu, merekamelakukan rapat.“Para kapitan dan anak buah, negeri yang kita tempati saat inimemang sudah sangat baik untuk ditinggali. Namun, saya ingin kitamenyeberang ke pulau seberang”, kata Pattiyawaello.“Tetapi bagaimana caranya kita ke sana, Pattiyawaello?” tanya para kapitan dengan bersemangat.Sambil menggambar di tanah, Pattiyawaello berkata, “Begini, kita tinggal di hulu Sungai Talasejak kecil. Kita susuri sungai ini menujumuaranya dengan menggunakan rakit.Bagaimana menurut kalian?”“Setuju Pattiyawaello.” jawab parakapitan.“Tetapi arus Sungai Tala ini sangatderas. Kita membutuhkan rakit yangkuat.” tambah para kapitan.“Betul. Mulai besok, pergilah untukv1
memotong pelepah sagu (gaba-gaba). Pilih yang sudah tua dankering. Ikat berlapis-lapis, lalu taruh di dalam sungai!” perintah Pattiyawaello.Keesokan harinya para kapitan dan anak buahnya menyusuri hutan sagu. Mereka memilih pelapah PohonSagu yang terbaik. Setelah disusun membentuk beberapa rakit. Kemudian mereka letakkan di sungai.Kemudian para kapitan memanggil pemimpinmereka. “Pattiyawaello, mari datang ke sungai.Beberapa rakit sudah dibuat. Coba periksayang mana yang bagus tuan?” tanya parakapitan.Pattiyawaello ke-2mudian mendatangi sungai. Ia memeriksa dan memilih beberaparakit yang bagus dan kuat. Lalu, ia pun menjelaskan sembari memerintah, “Angkat rakit-rakit yang sudah dipilih, lalu taruh di tepi sungai. Cari batang-batang bambu yang kuat sebagai tongkat. Batangbambu ini dipakai untuk mendorong dan mengarahkan rakit supayajangan kandas. Kemudian potong juga daun kelapa, lalu letakkan diatas rakit. Jika sudah tiba di muara sungai, letakkan daun kelapasebagai layar.”Mulai saat itu, mereka mencari persediaan makanan danminuman. Kemudian menyimpannya di dalam tiap rakit atasperintah PattiyawaelloSetelah seluruh persiapan telah siap,Pattiyawaello membuat upacara adat3
untuk meminta izin pada roh-roh nenek moyangnya. Bersama dengan saudaranya, para Kapitan, dan pengikutnya mereka menyusuriSungai Tala hingga sampai ke muara. Sesampainya di tepi laut, Pattiyawaello berkata, “Para kapitan dan pengikut, kita akan menuju kearah selatan”.Salah satu saudaranya kemudian menjawab, “Pattiyawaello,saya tidak ikut ke arah selatan, tapi ke arah utara”.Pattiyawaello menjawab, “Baiklah Saudaraku, hati-hatilah dalamperjalanan.” Saudara dari Pattiyawaello ini kemudian menuju ke pulau yang sekarang dinamakan Pulau Haruku dan bermukim di Negeri Matasiri Amalatu atau sekarang dikenal dengan nama NegeriPelauw.Setelah berpisah dengan saudaranya, maka Pattiyawaello danrombongannya menuju ke arah selatan. Rakit mereka terus berlayar melewati gelombang laut yang ganas oleh ombaknya. Seluruh kapitan dan anak buahnya sangat taat, percaya, dan kagumakan kepemimpinan Pattiyawaello. Setiap kali datang ombak tinggidan bergulung-gulung ingin memecahkan rakit, Pattiyawaello selalumemberikan aba-aba dan arahan untuk melaluinya. Berhari-harimereka berlayar mengarungi laut. Dalam keadaan tertidur karenasangat lelah, rakit mereka terkandas di tepi batu di Pantai Polotou.Pantai ini berada di negeri yang saat ini dinamakan Titawaai di PulauNusalaut. Hingga saat ini, Pattiyawaello dikenal sebagai Pattikayhatu.42. HenakahuKetika terbangun, Pattiyawaello memerintahkan para kapitan dan rombongan untuk turun. Kata Pattiyawaello, “Rakitkita sudah kandas. Pulau ini terlihat sangat bagus. Para kapitan, turunlah sambil membawa parang dan perlengkapan perang. Periksalah daerah sekitar kita. Jangan sampai ada yangingin menyerang kita.”Para Kapitan pun turun dengan menggunakan perlengkapan perang dan memeriksa daerah itu. Mereka merintis jalanke arah bukit. Terlihat jejak beberapa kaki, tetapi kemudianmenghilang di rimbunan ilalang. Setelah sejenak memeriksa danmerintis jalan, mereka kembali dan melaporkan kepada pemimpinnya. Mereka pun berkata, “Pattiyawaello, daerah ini sangatbagus. Ada beberapa orang yang kita jumpai. Namun, merekamelarikan diri melihat kita.”“Baiklah kalau begitu.” jawab Pattiyawaello.“Sekarang, hancurkan rakit kita dan sembunyikan bekasbekasnya. Kita akan menuju ke puncak gunung. Bawa seluruhrombongan ini dan perbekalan kita. Saya akan memimpin di depan. Hati-hati terhadap serangan musuh dari samping dan belakang kita.”Pattiyawaello kemudian memimpin perjalanan menuju puncakgunung. Di sepanjang perjalanan mereka menjumpai beberapaorang. Namun, beberapa orang tersebut membiarkan rombon5
gan ini melewatinya dengan aman karena melihat Pattiyawaellodan rombongannnya yang terlihat gagah berani sebagaimanaciri Alifuru Seram. Tak membutuhkan waktu lama, Rombonganini tiba di puncak Gunung Rusisina.Pattiyawaello mengumpulkan para kapitan dan rombongannya, kemudian berkata, “Para Kapitan dan rombongan. Tempatini sangat cocok untuk kita tempati. Lihat, tanahnya merahdan subur seperti tempat asal kita di muara Sungai Tala. Lokasinya sangat aman terhadap ancaman musuh karena terlindungi oleh pagar batu karang yang mengelilingi tempat ini.Saya akan menamakan tempat ini sesuai dengan nama tempattinggal kita dulu. Tempat ini saya namakan Henakahu. Apakahkalian semua setuju?”3. Negeri Amauna dan Raja LatumutihuSuatu ketika, para kapitan datang menghadap pemimpinnyauntuk melaporkan sesuatu. Mereka berkata, “Pattiyawaello, kamitelah melihat beberapa rakit yang telah mendarat di tepi pantai.“Lalu, bagaimana dengan sikap mereka?” tanya Pattiyawaello.“Mereka terkejut melihat kita. Sikap mereka tidak bermusuhan. Mereka meminta izin untuk tinggal bersama dengan kita.Bagaimana sikap kita Pattiyawaello? Apakah kita harus memerangi mereka?” tanya para kapitan.“Setuju !!!” jawab para Kapitan dan rombongan.“Baiklah kalau begitu. Buat pemukiman dan tanamlah pohon-pohon cengkih seperti di daerah asal kita dulu. Selain itu,senantiasa waspada terhadap serangan musuh. Jika ada sesuatu yang mencurigakan, laporkan ke saya.” kata Pattiyawaello.Kemudian para kapitan dan anak buah Pattiyawaello mendirikan rumah dan mempunyai keturunan sehingga membentuksatu kesatuan kerabat yang utuh.67
“Tunggu sebentar” jawab Pattiyawaello.“Kita semua akan turun melihat mereka. Siapkan perlengkapan perang. Bila mereka tidak bersahabat, maka bersiaplahuntuk berperang dengan mereka. Bila mereka ingin bersahabat,maka kita akan mengizinkan mereka tinggal di daerah yang letaknya tidak beraturan.” Lanjut Pattiyawaello.Selanjutnya Pattiyawaello menjelaskan kepada para kapitannya, “Saudara-saudaraku para kapitan. Saya ingin membentuknegeri yang lebih besar. Semakin banyak orang yang berada dikekuasaan kita, maka negeri kita akan semakin kuat. Oleh karenaitu, mari kita turun dan berhadapan dengan mereka”.Pattiyawaello dan para kapitannya yang gagah berani turundan menjumpai para pendatang. Melihat sikap Pattiyawaello danpara kapitannya yang gagah berani, para pendatang menjadigentar. Mereka kemudian meminta izin untuk tinggal bersamaPattiyawaello dan memakan sirih pinang sebagai lambang perdamaian.Pattiyawaello kemudian berkata, “Baiklah karena maksud kalian ingin tinggal di daerah saya dengan cara yang baik-baik, makakalian boleh tinggal dan berdampingan dengan kami. Namun, kalian hanya boleh tinggal di daerah yang saya tunjuk.”Pattiyawaello kemudian memerintahkan para kapitannya untuk membawa mereka ke daerah baru yang disebut Amanohutail.Kedua kelompok yang hidup di Henakahu maupun Amanohutail8hidup dengan rukun satu dengan yang lain.Pada satu ketika, Pattiyawello sedang berjalan-jalan danmemeriksa daerah kekuasaanya. Ia kemudian memandang keHenakahu dan daerah Amanohutail. Tersirat dalam ingatannya untuk membentuk negeri yang kuat. Ia kemudian menyuruhpara kapitannya untuk memanggil pemimpin di daerah tersebut.Pemimpin daerah tersebut adalah seorang laki-laki yang cakapdalam ilmu perang dan gagah bernama Latumutihu. Melihat kegagahan lelaki itu, maka Pattiyawaello kemudian menikahkan anakperempuannya dengan lelaki gagah tersebut.Pattiyawaello banyak bertukar pikiran dengan menantunya,baik secara ekonomi, siasat perang, atau pun lainnya. Salah satunya adalah keinginannya untuk menyatukan Henakahu danAmanohutail.“Latumutihu, kamu sekarang adalah anak saya. Alangkah baiknya kita menyatukan Henakahu dan Amanohutail.” Kata Pattiyawaello.“Kalau itu baik, maka lakukanlah menurut kehendak Ayahanda.” Jawab Latumutihu.Pattiyawaello pun berikrar, “Ya, saya akan menamakan gabungan antara Henakahu dan Amanohutail dengan sebutan Amauna. Selanjutnya biarlah engkau memerintah negeri baru itu sebagai raja”.“Baik Ayahanda. Apa yang Ayahanda anggap baik akan saya9
lakukan dan selanjutnya Ayahanda mau kemana?” tanya menantunya tersebut.“Saya akan kembali ke daerah asalku Henakahu di seberang.Pimpinlah dengan gagah berani dan adil. Jika engkau kesulitanmaka datanglah ke Henakahu untuk meminta petunjuk. Sayaakan selalu memberi nasehat dan membantu apapun yang bisasaya lakukan untuk menolong engkau.” Pesan Pattiyawaello kepada menantunya.di Pulau Nusalaut.Semenjak Pattiyawaello kembali ke Henakahu, Ia selalu bersama para kapitannya melatih diri dalam ilmu dan siasat perangsebagaimana suku bangsa Alifuru Seram lainnya.Demikianlah, maka Negeri Amauna diperintah oleh Latumutihu. Letak negeri ini berada di puncak gunung yang terjal dan terdapat mata air. Pada bagian yang tidak terjal, dikelilingi denganpagar batu karang yang diatur rapi setinggi kurang lebih satusetengah meter. Pada bagian yang dianggap mudah disusupi musuh, ditanami dengan semak berduri dan didirikan pos pengintai.Dalam perkembangannya, Amauna yang pusat kekuasaanyaberada di gunung menjadi lebih dikenal dengan nama kehormatanNegeri Lesinusa Amalatu. ‘Lesi’ artinya lebih, sedangkan ‘nusa’artinya Pulau. Selanjutnya ‘ama’ artinya negeri dan ‘latu’ artinyaraja. Lesinusa Amalatu secara keseluruhan berarti negeri yangdiperintah oleh raja yang kekuasaanya lebih besar dari negerinegeri lain di Pulau Nusalaut. Disebut demikian karena dalamsejarah peperangan melawan suku-suku penakluk yang datanguntuk menaklukkan tujuh negeri di Pulau Nusalaut, Lesinusayang selalu menjadi pemimpin perang bagi koalisi ketujuh negeri1011
4. Kapitan MatahahaPada zaman itu di Pulau Nusalaut terdapat seorang laklaki raksasa. Ia memiliki tubuh yang tinggi dan bermata empat. Karena bentuknya seperti itu, maka ia disebut KapitanMatahaa. Raksasa ini terkenal ganas dan jahat. Makanannyaadalah daging manusia. Oleh karena itu, siapa pun yang bertemu dengannya akan dibunuh untuk dimakan dagingnya.Suatu saat ia bertemu dengan seorang pria dari Amauna dihutan. “Hohoho. Manusia. hendak kemana kamu?” tanya Kapitan Matahaha“Ampun Matahaa. Jangan bunuh dan makan saya!“ pintapria itu.“Apa? Jangan bunuh dan makan saya? Mudah sekali kamubicara.” kata Matahaa.“Saya lihat badan kamu sangat enak. Pasti lemaknya banyak.Dari tadi saya sudah mengincar kamu. Apa kamu tidak lihat, airliur saya sudah menetes?” sambil mengusap bibirnya dengansapuan lidahnya sembari menunjukan giginya yang tajam.Hal ini semakin membuat pria tersebut tidak dapat berbuatapa-apa. Ia pun terdiam dan pingsan. Kesempatan hal itu tidakdisia-siakan oleh Kapitan Matahaa. Ia segera menangkap danmemanggul pemuda tersebut ke kediamannya. Dalam perjalanan, si pemuda siuman dan mencoba memberontak.12“Apa yang hendak engkau lakukan?” tanya si Matahaa sambil melepaskan pria tersebut. Pria itu mencoba berlari namunsegera di tangkap oleh KapitanMatahaa. Hal ini dilakukanberulang-ulang sebagai permainan sambil tertawa. Iasangat bersenang-senangdengan hal ini hingga pria itukelelahan.“Apakah engkau sudah lelah? Ayo cepat lari.” tanyaMatahaa seraya mengejeknya.Pria tersebut kelihatan sudah sangatlelah. Ia terdiamdan hanya menjawab lirih,“Sekalilagi13
ampun Kapitan Matahaa. Tolong lepaskan dan kasihani saya.Saya punya keluarga di rumah. Mereka sedang menunggu sayadi rumah. Saya tadi hendak ke kebun untuk mengambil jagunguntuk mereka makan. Jika saya tidak pulang, mereka akankelaparan.”“Memangnya mereka saja yang lapar? haha. enak saja,maunya menang sendiri” Jawab Kapitan Matahaa. Ia kemudian melanjutkan, “Sudahlah. cukup kita bersenang-senang,perut saya sudah berbunyi, saya sudah sangat lapar setelahbermain-main dengan kamu.” maka Kapitan Matahaa pun membunuh pria itu, kemudian memakannya.Di tempat lain, istri dan anaknya ini sedang menunggu kedatangannya. Sambil bergumam ia berkata, ”Matahari semakintinggi, hari semakin siang. Suamiku belum pulang juga. Kemanakah dia?”Sang istri mengingat sesuatu. Beberapa hari yang lalu iamendengar cerita tentang tewasnya beberapa penduduk dihutan oleh seorang raksasa. Ia juga telah mendengar kabarbahwa banyak orang mencoba memburu raksasa itu. Namunsemuanya melarikan diri dan bahkan tewas di tangannya. Dengan tergopoh-gopoh, ia menuju ke rumah Raja Latumutihu untuk melaporkan tentang kecurigaan dia atas suaminya yangbelum pulang.“Tuan Raja. tolong saya. Hiks .hiks .“. sambil menangis14ia bersujud di hadapan Raja Latumutihu.“Apa yang menimpa dirimu?” tanya Raja Latumutihu.Wanita itu kemudian menceritakan apa yang dialaminya.Raja Latumutihu kemudian menanyakan tempat yang didatangi oleh suami wanita itu. Setelah mendengar jawabannya, makaia berkesimpulan bahwa suami wanita ini telah tewas dibunuholeh Kapitan Matahaa yang terkenal ganas. Ia kemudian menyuruh wanita itu pulang. Kemudian, ia memanggil para pembantudan kapitannya.“Para pembantu dan kapitan, akhir-akhir ini kita diresahkanoleh Kapitan Matahaa. Apa yang harus kita lakukan?” tanyaRaja Latumutihu.“Kapitan ini sangat ditakuti oleh semua orang di negeri ini.Kami pernah berusaha menangkap dan membunuhnya. Namun,Kapitan Matahaa terlampau sakti bagi kami.” jawab pembantudan para kapitannya.“Kalau begitu, apakah kita harus membiarkan ia membunuhdan memakan habis penduduk kita? Kalau seperti itu, makakita akan musnah oleh perbuatannya.” terang Raja Latumutihu.Raja Latumutihu kemudian berunding dengan para pembantunya untuk mencari jalan keluar. Ketika Raja Latumutihu bingung apa yang harus dilakukannya, maka tiba-tiba ia teringatakan sesuatu. Ia pun berkata, “Saya hampir lupa. saya ingatsekarang.”15
Para pembantunya kaget dan bertanya, “Ada apa sangRaja? Apakah yang engkau ingat? Atau, ada senjata Raja yangmampu mengalahkan Kapitan Matahaa? Jika demikian berikankepada kami untuk membuat perhitungan dengan Kapitan Mataha.”Rajakemudiantersenyum kepembantunya.berpaling danpada paraIa kemud i a ndudukd a nberbicara kepada mereka, “Kesaktian Kapitan Matahaa hanyabisa dikalahkan oleh seseorang. Beliau adalah Pattiyawaello diHenakahu. Dahulu ketika usai memberikan kekuasaan kepadasaya, beliau mengatakan, jika negeri ini mengalami kesusahanmaka datanglah untuk meminta bantuannya. Oleh karena itu,saya akan mengirim beberapa orang dari kalian untuk menyampaikan pesan kepada beliau. Jika kalian pergi, hindarilah jalanjalan yang biasa dilalui oleh Kapitan Matahaa.”Kemudian beberapa pembantu dari Raja Latumutihu punberangkat menemui Pattiyawaello di Henakahu. Mereka selalumengingat pesan untukmenghindari jalan yangsering dilalui danmenjadi perangkap dariKapitan Matahaa.S e t e l a hperjalanan,16melakukantibalah parapembantu RajaLatumutihuuntuk17
menghadap Pattiyawaello.gagah berani dan kesaktian yang tinggi.“Apa yang terjadi di Negeri Amauna sehingga kalian bergegas ke sini?” tanya Pattiyawaello.Pattiyawaello kemudian bertanya kepada para kapitannyayang mengelilingi dia, “Para kapitanku yang gagah perkasa.Kalian sudah mendengar cerita yang disampaikan oleh parapembantu Raja Latumutihu. Kalian tidak perlu takut akan kesaktian Kapitan Matahaa. Sebab saya percaya, kalian mempunyai kesaktian yang juga tinggi. Kita Harus membantu RajaLatumutihu. Oleh karena itu siapa yang mau melawan KapitanMatahaa!”“Begini pemimpin Henakahu. Raja Latumutihu menyuruhkami ke sini karena ada peristiwa besar yang mengguncangNegeri Amauna.” jawab mereka.“Peristiwa apakah itu, sehingga Negeri Amauna begitu terganggu?” tanya Pattiyawaello menyela pembicaraan.“Dalam beberapa hari ini, Raja Latumutihu merasa kesulitanmenghadapi sepak terjang dari seorang kapitan yang dijulukiKapitan Matahaa. Ia memiliki tubuh seperti raksasa dan memiliki empat mata. Ia terkenal sangat ganas dan buas. Kapitanraksasa itu sering membunuh penduduk Amauna dan memakan. Sudah banyak orang yang telah menjadi korban. Kami sudah berusaha menangkapnya. Namun, Kapitan Matahaa sangat sakti. Hal inilah yang membuat Raja Latumutihu bersusahhati dan mengirimkan kami untuk datang menghadap PemimpinHenakahu. Kiranya melalui bantuan Tuan, maka Kapitan Matahaa dapat dibinasakan karena Raja Latumutihu sangatmengharapkan itu” cerita para pembantu Raja Latumutihu.Tantangan Pemimpin Henakahu kemudian dijawab oleh salahseorang anak buahnya yaitu Kapitan Loloho Warlau, “Saya tuanku! Saya yang akan berhadapan dengan Kapitan Matahaa.Saya akan berusaha membunuhnya.”“Baiklah Kapitan Loloho Warlau. Pergilah dengan para pembantu ini ke Negeri Amauna. Sampaikan kepada Raja Latumutihu, bahwa engkau salah seorang dari Kapitanku di Henakahuyang akan berhadapan dengan Kapitan Matahaa.” lanjut RajaPattiyawaello.“Baik Raja Pattiyawaello. Titah tuan akan saya sampaikankepada Raja Latumutihu.” jawab Kapitan Loloho Warlau.Sambil berpikir keras dan mendengar cerita mereka, makapemimpin Henakahu mengumpulkan seluruh kapitannya. Beliau sangat mengetahui, bahwa selain beliau sendiri, para anakbuahnya yang merupakan rumpun Alifuru Seram memiliki sikap1819
5. Kapitan Lolohu Warlau melawan Kapitan MatahaaSelanjutnya Kapitan Loloho Warlau dan para pembantu RajaLatumutihu menuju ke Negeri Amauna untuk bertemu dengansang raja. Sesampainya mereka di sana, raja sangat bersukacita menyambut kehadiran mereka. Ia menanyakan kondisiNegeri Henakahu dan Raja Pattiyawaello dari para Pembantunya. Mereka kemudian menceritakan keadaan Henakahu dantanggapan dari Pattiyawaello terhadap ancaman Kapitan Matahaa di Amauna.Para pembantunya kemudian memperkenalkan Kapitan Loloho Warlau kepada Raja Lautumutihu. Melihat kehadiran KapitanLoloho Warlau, raja sangat bersemangat untuk mendekatinya.Kapitan Loloho Warlau kemudian memberi hormat kepadasang Raja sebagaimana telah dipesankan oleh Pattiyawaello.Kapitan tersebut pun kemudian berkata, “Raja Latumutihu! Saya akan bertanding dengan Kapitan Matahaadan membunuhnya.” Raja mengangkatnya dan bercerita tentang segala kesaktian dari Kapitan Matahaa. Kapitan Loloho Warlau tidak menjadi gentarsetelah mendengar cerita tersebut. Ia kemudianpamit untuk beranjak pergi dari hadapan raja untukmempersiapkan diri bertanding.Sebagai kapitan yang terlatih oleh Pattiyawaello, maka Kapitan Loloho Warlau telah memiliki kepekaan saat20berhadapan dengan musuh. Mereka diajarkan untuk tidak terburu-buru menyergap musuh sebelum mengetahui kelemahannya. Oleh karena itu, selama berhari-hari Kapitan Loloho Warlaumenyelidiki cara hidup dari Kapitan Matahaa. Ia kemudian menyimpulkan bahwa untuk melawan Kapitan Matahaa, diperlukan suatu siasat perang yang baik. Kapitan Loloho Warlaukemudian mempelajari tempat tinggalnya. Ia menemukanbahwa Kapitan Matahaa tinggal pada sebuah bukit. Jalanmenuju bukit tersebut dikelilingi oleh hutan pohon rumbia.Ia kemudian mengatur siasat untuk bertempur dengan Matahaa.Saat persiapan yang telah matang, ia kemudian menuju ke tempat tinggal Kapitan Matahaa. Sepanjang jalanmenuju ke bukit, maka Kapitan Loloho Warlau menggalibeberapa titik lobang dan menutupinya dengan daunrumbia sebagai jebakan. Di dekat rumah KapitanMatahaa, ia membuat gerakan berkelebat. Ini dilakukan untuk memancing Matahaa agarkeluar untuk melihat kelebatan itu.Seketika melihat seorang manusia,maka sangat bersukacitalah Kapitan Matahaa. Ia tertawa terbahak-bahak seolah-olahmangsanya sendiri membawa diri kehadapannya.Akan tetapi berkatalah Kapitan Loloho Warlau,21
“Hai Matahaa! marilah kita memakan sekapur sirih”.Mendengar tantangan ini, hilanglah kegembiraan dari Kapitan Matahaa. Ia merasa sangat marah dan tersinggung.Empat matanya terlihat melotot sangat besar dengan pandangan yang tajam. Hidungnya kembang kempis menarik rautwajah menjadi penuh kebengisan. Kapitan Matahaa marahkarena seumur hidupnya belum pernah ada manusia yang berkata seperti itu padanya. Istilah makan sekapur sirih yang diteriaki oleh Kapitan Loloho Warlau adalah sebenarnya sebuahejekan. Hal ini dikarenakan semenjak dahulu, Kapitan Matahaatidak pernah berkompromi dengan manusia. Apalagi untuk berdamai duduk bersama memakan sekapur sirih. Hal tersebutmenandakan bahwa manusia telah mengajaknya bertanding.Kapitan Matahaa kemudian berlari mendekati Kapitan Loloho Warlau. Ia kemudian berteriak, “Hei manusia lancang. Apakahengkau telah bosan hidup? Huaha .hoo. Beraninya engkaudatang dan menantang aku? Lihatlah dirimu yang kerdil, apayang menjadi kelebihanmu?”Sambil berbicara ia sengaja menggunakan kesaktiannya sehingga suaranya terdengar sangat menggelegar. Hal ini sengaja dilakukan untuk menjatuhkan mental dari Kapitan LolohoWarlau. Namun, sang kapitan tetap tenang dan menggunakankesaktiannya untuk melawan ilmu yang digunakan oleh KapitanMatahaa.22Melihat gelagat lawannya tidak terpengaruh, maka KapitanMatahaa bertanya kembali, “Hai manusia lancang, siapakah namamu, dan dari manakah engkau?”Kapitan Loloho Warlau kemudian memperkenalkan dirinyadan menjelaskan kedatangannya. “Hai Kapitan Matahaa. Sayaadalah Kapitan Loloho Warlau. Pimpinan saya adalah Pattiyawaello dari Negeri Henakahu.” Jawab Kapitan Lolohu Warlau.Mendengar nama Pattiyawaello dari Henakahu, hati KapitanMatahaa pun bergetar. Hal tersebut dikarenakan ia pernahmendengar cerita dari penduduk yang dibunuhnya, bahwa Pattiyawaello dan anak buahnya memiliki kesaktiaan yang sangattinggi.Ia kemudian bertanya kembali kepada Kapitan Loloho Warlau, “Hai manusia lancang apa tujuanmu datang menemui saya?hoho.hoho.”.Mendengar ini, maka Kapitan Loloho Warlau menjawab, “HaiMatahaa. saya datang ke sini untuk membinasakanmu. Perbuatanmu kepada penduduk Amauna sudah di luar batas. Olehkarena itu saya mengundangmu sekali lagi marilah kita memakan sekapur sirih!” sambil berteriak ia meletakkan kapur dansirih di atas parang (pedang) dan menjulurkannya kepada Kapitan Matahaa.Mendengar dan melihat tantangan yang kedua, maka Kapitan Matahaa mengeluarkan parang yang sangat besar. Ia ke23
2425
mudian mengambil kapur sirihnya dan meletakannya di atasparang, lalu memberikan kepada Kapitan Loloho Warlau. Setelahmasing-masing menerimanya, maka mereka memakannya. Namun saat ini mereka belum beradu keahlian, hanya saling memperhatikan satu dengan yang lain. Terlihat bahwa Kapitan Loloho Warlau sangat tenang dan berhati-hati, sementara KapitanMatahaa penuh dengan kebengisan.Setelah pinang dan sirih telah selesai dikunyah, maka Kapitan Loloho Warlau berkata, “Matahaa marilah kita bertanding”.Teriakan itu kemudian dilanjutkan dengan serangan parangyang diarahkan oleh Matahaa ke arah Kapitan Loloho Warlau.“Cring. cring .” bunyi tangkisan pedang dari Kapitan LolohoWarlau yang dengan sigap mengelak membebaskannya dari serangan pedang. Secepat kilat ia kemudian membalas seranganpedang ke arah Matahaa. Namun, dapat ditangkis pula olehnya.Keduanya pun saling menyerang. Terlihat Kapitan Loloho Warlau terkadang di posisi menghawatirkan, tetapi kadang di posisi menguntungkan. Hal ini juga terbalik dengan kapitan Matahaa. Terkadang di posisi menguntungkan, tapi kemudian diposisi menghawatirkan. Pertempuran ini berlangsung sangatlama dan menguras tenaga. Seluruh kesaktian yang dimilikioleh Kapitan Loloho Warlau, dikeluarkan untuk mengalahkanMatahaa. Namun raksasa ini seperti tidak mengenal lelah.Ketika melihat bahwa Matahaa masih tidak bergem26ing dalam pertempuran, maka Kapitan Loloho Warlau mulaimerubah strateginya. Ia mulai berpura-pura mulai lelah danakan kalah. Gerakannya diubah menjadi sedikit lambat dan melangkah mundur secara perlahan.Melihat hal itu, Kapitan Matahaa semakin bersemangat.Sambil terus menyerang ia berkata, “Hai Kapitan. mengapaengkau mundur? Apakah engkau sudah lelah? Kalau demikianadanya, maka menyerahlah biar jantungmu yang sehat ituakan kumakan. Hmm. pasti sangat lezat memakan jantungseorang kapitan sepertimu. ho. ho.”Kapitan Loloho Warla tidak menanggapi hal itu. Ia tetapmengatur langkah mundurnya dengan lambat dan hati-hati.Ia semakin mengarahkan pijakannya untuk menuju ke jabakanpohon rumbia yang dibuat. Kapitan Matahaa tidak mengetahuiitu hal itu. Ia semakin bernafsu untuk membunuh Kapitan Loloho Warlau, sehingga alam bawah sadarnya tidak dapat memperingkatkan akan bahaya di depan.Dalam satu gerakan mundur, Kapitan Loloho melakukan lompotan mundur yang agak jauh. Hal ini dikuti dengan seranganyang sangat buas oleh Matahaa. Dalam selentingan detik terdengar bunyi yang sangat keras. “Braaakkk !!!!.” Kapitan Matahaa kaget. Ia menginjak daun rumbia dan jatuh tanpa gayadalam jebakan. Kepalanya berada tepat berada di atas lubangjebakan. Kaki dan tanggannya terpasung di dalam lubang seu27
kuran tubuhnya. Lubang jebakan yang dibuat oleh Kapitan Lolo-6. Kabar Kemenanganho Warlau benar-benar sangat efektif. Kapitan Matahaa terpana. Matanya terbelalak dan berusaha meronta. semakin Iamenggerakan tubuhnya, semakin banyak tanah yang berguguran menutupi lubang. Detik
rakyat. Cerita rakyat ini memiliki nilai moral, toleransi, sejarah, kepahlawanan, sosial, budaya, dan nilai-nilai positif lainnya yang bersumber dari kearifan lokal masyarakat Indonesia. “Hikayat Pattaiyawaello: Pemimpin Henakahu di Nusalaut dan Kapitan Raksasa Matahaa” merupakan cerita rakyat yang