Transcription

BAB IVHASIL PENELITIANA. MASUKNYA KATOLIK DI NUSANTARAAgama Katolik adalah salah satu agama resmi yang diakui oleh pemerintahIndonesia dari enam agama resmi yang ada. Berbicara tentang agama satu initidak terlepas dari pastur, susunan gereja beserta kepengurusannya. Ketiga haltersebut adalah hal yang sangat vital dalam tubuh tiap-tiap paroki/gereja dalamagama katolik tersebut. Agama katolik sendiri hadir di tanah air dengan membawaSusunan hirarki. Agama katolik masuk dan diajarkan oleh kaum-kaum misionarisyang kebanyakan berasal dari belanda. Misionari-misionari tersebut hadir denganrombongan masing-masing. Rombongan-rombongan tersebut terbentuk gasi/tarekat.Ordo/konggregasi/tarekat yang dimaksud adalah suatu perkumpulan rahib/guruyang dipercayai untuk mewartakan Kerajaan Allah. Siapapun yang ingin menjadirahib/guru pewarta Kerajaan Allah mereka harus terdidik dan terlatih denganmenempuh pendidikan yang tidak singkat (Wawancara Romo Surya).Sebelum diajarkan oleh kaum-kaum missionaris Belanda, Katolik masuk keNusantara tepatnya abad 16 oleh Pater Fransiskus Xaverius, seorang sekretarisorganisasi Kerahiban Yesuit (SJ) yang dipimpin oleh Santo Ignatius Loyolasekaligus juga seorang sahabat dari Santo Fransiskus Xaverius. Tahun 1539 rajaJuan III dari Portugal meminta penyertaan tahta suci untuk Portugal, sebenarnyaIgnatius Loyola menugaskan Pater S. Rodriguez dan Pater N. Bobadilla namunkedunaya jatuh sakit. “Pues sus! Heme aquil”(baiklah aku siap) begitulah jawabanFransiskus setelah mendapat tugas dari sahabat sekaligus pemimpinnya IgnatiusLoyola (Heuken,SJ ;2009; 15). Dalam tugasnya kali ini Fransiskus Xaveriusmenuju daerah koloni Portugis yang berada di Hindia (Heuken, 2009; 16-17).Tahun 1545 Fransiskus berlayar ke Malaka. Tanggal 14 Februari 1546,Fransiskus mendarat di pantai Hatiwi Ambon. Tahun 1534 Fransiskus berkarya dipulau Moro, Maluku. Pulau Moro terkenal akan keganasan penduduknya yang15

menurut Fransiskus dalam surat yang ditulis olehnya diceritakan bahwamasyarakatnya gemar menipu dan suka membunuh (perang), ini menjaditantangan tersendiri bagi Fransiskus untuk menobatkan orang-orang dan bersyartentang agama Katolik. Fransiskus kembali ke Malaka pada tahun 1547.Fransiskus meninggal pada tahun 1553, tercatat sebagai seorang Yesuit pertamayang berkarya di nusantara bagian timur tepatnya Kepulauan Maluku. Selama dibumi nusantara Santo Fransiskus Xaverius dapat mengkristenkan beberapakampung di Kepulauan Maluku. Fransiskus juga mewariskan surat-surat yangdituliskan selama ia berkarya dimanapun tempatnya. Surat karya Fransiskus iniberguna karena dapat dinikmati oleh ilmu pendidikan terutama bidang sejarahkhususnya sejarah gereja hingga seterusnya. Semangat Fransiskus tidak berhentisetelah dia mati saja, namun dilanjutkan oleh penerus-penerusnya. Peneruspenerus Fransisikus Xaverius di Maluku ada yang diterima namun ada juga yangditolak secara frontal bahkan dibunuh, seperti halnya Pater Afonso de Castro, SJ.Pater Afonso dibunuh ditengah laut oleh lima orang lokal yang memegangi keduatangan dan kakinya. Masing-masing membawa senjata tajam untuk menusuknya.Setelah mati jenazahnya dibuang ke laut (Heuken, 2009; 18-26).Memasuki abad 17, gerakan Yesuit ini datang ke Nusantara seiring dengankedatangan VOC di Hindia. Sebenarnya VOC sendiri melarang secara tegasadanya kaum imam Katolik untuk masuk dan berkarya di wilayah kekuasaannya.Bahkan ada sebuah peraturan jika ada imam Katolik yang menyebarkan agama diwilayah kekuasaan VOC maka akan mendapat hukuman mati. Peraturan inidilakukan karena saat itu agama Protestan di dalam tubuh VOC sangat kuat.Kristen Protestan saat itu menjadi agama utama di Belanda. Protestan menolakkatolik karena masih trauma dengan abad gelap yang telah berlangsung. Namundalam penerapanya, beberapa pejabat VOC tidak memperlakukan larangan inidengan tegas (Kurris, 1992: 4).Pada tahun 1800an penyebaran agama Katolik di Nusantara kembali secararesmi, setelah dilarang oleh VOC. Hal yang melatarbelakangi kembalinyapenyebaran agama Katolik secara resmi ini adalah ditunjuknya Lodewijk atauLouis Napoleon oleh kakaknya sendiri Napoleon Bonaparte untuk menjadi raja16

Belanda pada tahun 1806. Lodewijk sendiri memeluk agama Katolik (Kurris,1992: 4-5).Penyebar agama Katolik seringnya dimulai oleh Sarikat Jesus, begitu pulaketika penyebaran secara resmi ini dimulai di Nusantara. Ketika itu rombongan SJberlabuh di Batavia (Jakarta). Rombongan Yesuit pertama yang melakukan misidi kawasan Hindia Belanda secara terbuka. Martinus van den Elsen besertaJoannes Baptista Palinckx mendarat di Batavia yang sebenarnya hanya untuksinggah sementara. Rombongan Yesuit ini singgah di Batavia untukmenyesuaikan keadaan fisik terhadap keadaan iklim yang berbeda antara Eropadan Hindia Belanda, bisa dikatakan sebagai aklimatisasi. Batavia kala itu menjadipusat pemerintahan kolonial Belanda di Nusantara. Setelah satu bulan di Batavia,kemudian mereka menuju Surabaya untuk berkarya di paroki Surabaya. Surabayamenjadi sebuah daerah misi dengan berbagai masalah mulai dengan semangatiman yang kurang karena dari seribuan umat di Surabaya hanya sekitar 100 orangyang datang ikut misa kudus pada hari minggu, masalah lain adalah perkawinanumat yang tidak sesuai aturan Katolik. Pastur van den Elsen mencurahkan tenagauntuk mengumpulkan domba-domba yang hilang sedangkan Pastur J.B. Palinckxmelakukan perjalanan dinas (Heuken, 2009:52-53.)Pada pertengahan abad 19 di Jawa Timur atau tepatnya tahun 1859 ketika vanden Elsen datang, kota-kota yang memiliki paroki hanya ada tiga yaitu di kotaSurabaya, Madiun dan Malang dengan stasi-stasi yang harus dikunjungi olehpastur-pastur paroki ini sampai ke Banyuwangi di paling timur dan yang palingutara adalah Banjarmasin. Pater Palinckx lah yang paling senang menulis tentangperjalanan dan tantangan dalam kunjungan misi ke stasi-stasi yang berada jauhdari Surabaya ini (Heuken, 2009:54).Tahun dimana kedatangan van den Elsen dan J.B Palinckx ini juga samadengan pembentukan paroki baru di Madiun yang sebelumnya merupakan bagiandari paroki Ambarawa. Umat paroki Surabaya, Malang serta Madiun bersamasemua stasi di Jawa Timur, yang didirikan dan digembalakan oleh para pastorJesuit sejak 1859, diserahkan satu per satu sampai tahun 1923 kepada para ImamLazaris (CM) atau Karmelit (Ocarm) (Heuken, 2009:56).17

Memasuki akhir 1800an di Batavia dibentuk suatu Vikaris Apostolik. VikarisApostolik Batavia pertama ini dipimpin oleh seorang pastur Belanda W.J. Staal,SJ pada tahun 1893 (Heuken, 2009:124).Tahun 1900 mayoritas terbesar orang Katolik di Pulau Jawa adalah orangorang Eropa atau Eurasia. Di Batavia orang-orang Katolik pribumi dan Chinacuma berjumlah 159 jiwa, sementara ada 6895 orang Katolik Eropa. Jumlah inimenjadi 1859 versus 15803 jiwa untuk tahun 1941. Ini berarti kurang dari 10%orang Katolik di Batavia yang keturunan Cina dan pribumi Indonesia (Steenbrink,2006: 591).Ketika tahun 1800an sampai memasuki tahun 1900 awal belum ada seorangpastur yang berasal dari orang pribumi. Pastur-pastur saat itu masih berasal dariorang-orang Belanda. Adapun pastur pertama pribumi nantinya sering disebutdengan sebutan romo. Baik romo ataupun pastur maknanya sama yaitubapak/bapa. Imam Indonesia Pertama adalah Romo Fransiskus Xaverius SatimanSJ yang ditahbiiskan pada tanggal 15 Agustus 1926 (Kantor Wali Gereja, 1974:878).Agama Katolik sendiri masuk ke Jawa Tengah lebih dikenal diajarkan olehseorang misionaris bernama Romo Fransiscus van Lith, SJ walaupun pada tahun1859 Pater Palinckx pernah singgah di Jawa Tengah (Kantor Wali Gereja, 1974:844).Pada tahun 1896, sebelum berkarya di Muntilan Romo Fransiskus van Lithsempat berkarya di paroki Ambarawa. Romo van Lith juga belajar bahasa Jawadan Ambarawa menjadi tempat belajar bahasa Jawa selain di Muntilan. Romo vanLith ini juga sukses menyesuaikan Katolik dengan kebudayaan Jawa sehinggamudah diterima masyarakat Jawa. Pada tahun 1896, Salatiga saat itu masihmerupakan bagian dari paroki Ambarawa karena saat itu Salatiga memiliki jumlahumat yang masih sedikit (Supervisi KAS, 2012: 1). Setelah menetap di MuntilanRomo van Lith tetap mengunjungi Ambarawa (Kantor Wali Gereja, 1974: 848).Sebenarnya, Pastur van Lith tidak sendirian dalam karyanya di Jawa Tengah.Selain Pastur van Lith ada juga Pastur Hoevenars. Kedua romo Belanda inidikenal dengan sistim kerja yang berbeda. Pastur Hoevenars belum setengah18

tahun sudah mengajar, berkhotbah dan membabtis orang di Semarang danJogjakarta, sedangkan Pastur van Lith berusaha mati-matian mempelajari bahasa,sejarah dan adat-istiadat Jawa (Kantor Wali Gereja, 1974: 847).Pastor van Lith adalah seorang yang mengusahakan Katolik dapat bercampurdengan kebudayaan Jawa. Dalam menterjemahkan doa Bapa Kami dan doa-doalain, Pastor van Lith mempelajari berbagai kamus, paramasatera, terjemahan kitabsuci, buku ngelmu dan sebagainya. Ia berbicara dengan orang-orang tani danpamong praja. Lebih dari 30 kali ia pergi ke Yogya dan Solo menemui beberapapangeran untuk memperdalam pengertiannya tentang cara orang Jawa menghadappencipta langit dan bumi. Romo Hoevenar menganggap bahwa mempergunakankrama inggil dalam doa sama saja mempraktekan semangat budak belian.Sedangkan Romo van Lith mencapai kesimpulan bahwa kata-kata krama inggilsama sekali tidak meniadakan hubungan cinta kasih dan kepercayaan ayah dananak (Kantor Wali Gereja, 1974: 852).Memasuki tahun 1900an perkembangan Katolik di Jawa Tengah semakinmeningkat. Tokoh-tokoh Katolik mulai muncul. Pendidikan yang dilakukan olehRomo van Lith, mulai menuai hasil. Murid Romo van Lith yang akhirnya menjaditokoh bangsa adalah Romo Soegija yang kelak menjadi vikaris apostolik/uskuppertama yang berasal dari pribumi dan juga seorang tokoh politikus yaitu IJKasimo yang kelak membantu Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Selamamenjadi Uskup Agung Semarang, nantinya Romo Soegija akan ikut andil dalamperkembangan paroki di Salatiga.Soegija lahir di Solo, pada tanggal 25 November 1896, anak kelima keluargaKarijasoedarmo yang seorang abdi dalem Kraton Surakarta. Atas anjuran Romovan Lith, Soegija masuk Muntilan dalam tahun 1909 dan pada malam Natal tahunitu Soegija dipermandikan dengan nama Albertus. 1910-1915 ia belajar dikweekschool, lantas menjadi guru di Muntilan juga. Sesudah satu tahun iamenyatakan keinginannya untuk menjadi imam dan mulai belajar bahasa latin danlain-lain yang perlu bagi studi selanjutnya. Dalam tahun 1919 ia pergi ke Belandadan sesudah satu tahun di kolese Ordo Salib Suci di Uden, ia masuk novisiatSerikat Yesus di Mariendaal pada malam 8 September 1920 bersama 21 teman19

novis lainnya. Selesai novisiat dan studi filsafat, frater Soegija kembali keMuntilan sebagai guru dan redaktur majalah Suara Tama. Tahun 1928 fraterSoegija mulai belajar Teologia di Maastricht, dimana ia ditahbiskan imam padatanggal 15 Agustus 1931, bersama Romo M. Reksaatmadja SJ (Kantor WaliGereja, 1974: 886-887).Kasimo dilahirkan di Jogjakarta pada tanggal 10 April 1900, anak keempaatdari sebelas bersaudara dari pasangan Ronosentiko dan Dalikem (Soedarmanta,2011: 1). Pada suatu hari sebelum liburan puasa tahun 1912 terjadi peristiwa yangmengubah seluruh hidup Kasimo masih duduk di kelas IV Sekolah Bumiputerakelas dua Gading. Hampir tamat, dan hampir meninggkalkan bangku sekolah.Seorang tuan Belanda datang berkunjung ke sekolah. Tuan itu berpakaian jas danpantalon, serta mengenakan topi helm putih seperti yang dikenakan oleh tuan-tuanBelanda pada waktu itu. Namun, berbeda dengan tuan-tuan Belanda lainnya, tuanBelanda ini sangat halus tegur sapannya dan pandai sekali berbahasa Jawa. Iamendekati anak-anak dan bertanya siapa di antara mereka yang tamat tahun itu.Adakah diantara mereka yang mau meneruskan sekolah di Muntilan? TuanBelanda itu adalah Romo Fransiskus van Lith SJ, kepala sekolah guru diMuntilan. Saat itu jumlah murid memang masih sedikit sekali sehingga tidakjarang sekolah harus mencari murid untuk mengisi kelas-kelasnya. Romo van Lithsetiap tahun keliling sekolah-sekolah di Yogyakarta, Surakarta, Magelang, danKlaten untuk mencari murid bagi sekolahnya di Muntilan. Kasimo tertarik. Sadarkalau dirinya ingin maju, ia harus berani mengambil jalannya sendiri. Oleh karenaitu, sekalipun pada waktu itu baru berusia 12 tahun, ia mengambil keputusan yangsangat berani untuk melanjutkan sekolah di Muntilan (Soedarmanta, 2011: 16).Perkembangan umat Katolik di Salatiga juga kian meningkat. Memasuki tahun1900 umat Katolik di Salatiga sudah mencapai angka ratusan walaupun masihdidominasi oleh orang Belanda. Umat Katolik di Salatiga saat itu masihmenggunakan gudang senjata untuk dipakai beribadah sekaligus menjadibangunan gereja sementara, barulah pada tahun 1928 dibangun gereja khususuntuk beribadah umat Katolik di Jalan Tuntang nomor 34, yang sekarang menjadijalan Diponegoro dengan nomor yang sama. Pada tahun itu juga Salatiga yang20

sudah memiliki gereja sendiri masih menjadi stasi di bawah naungan parokiAmbarawa. Stasi Salatiga dipimpin oleh pastur dari Belanda, yaitu pasturVolthenius de Man, SJ. dan pastur Mathysen, SJ. kedua pastur itu dari ordo SJ(Yesuit). Stasi yang memiliki pastur sendiri. Pada tahun 1939, stasi Salatiga yangtadinya merupakan bagian dari paroki Ambarawa menjadi paroki sendiri.Romo/pastur paroki pertama Salatiga adalah pastur TH. Teppema, SJ. PengesahanSalatiga menjadi Suatu Paroki sendiri disahkan oleh vikaris apostolik/uskup saatitu yakni romo Soegija atau Mgr. Albertus Soegijapranata seorang uskup pertamadari kalangan pribumi. Pastur Teppema menjabat sebagai pastur di Salatiga sejaktahun 1937-1942, lima tahun menjabat sebagai pastur di Salatiga namun hanyatiga tahun menjadi pastur paroki Salatiga yakni selama 1939-1942 karena duatahun sebelumnya Salatiga masih berstatus sebagai stasi. Pada tahun 1939 pasturTeppema dibantu oleh pastur Jorna, SJ. Selama periode awal paroki Salatiga inidibimbinng oleh dua pastur namun tetap ada pastur utama dan pastur pembantuseperti standar yang dipakai tiap-tiap paroki sampai sekarang bahkan sekarangpastur/romo pembantu di paroki masa kini tidak hanya satu, seperti halnya parokiPaulus Miki Salatiga saat ini dibimbing oleh pastur/romo yang berjumlah empatorang yakni Romo Agustinus Ariestyanto, MSF sebagai pastur paroki, RomoAlbertus Magnus Tan Thiang Shing dan Romo Hubertus Adi Wicaksono.Banyaknya pastur/romo di paroki Salatiga ini disebabkan paroki Paulus Mikimemiliki tiga stasi yang berada di Tuntang yaitu stasi Santo Pius dan stasiLudovicus serta di Getasan terdapat stasi Santo Yusup. Dalam formasi pastur diawal terbentuknya paroki, Pastur Teppema lah yang menjadi pastur utama paroki.pastur Teppema adalah pastur Yesuit. Tercatat di dalam buku SupervisiKeuskupan Agung Semarang tahun 2012, paroki Paulus Miki Salatiga digembalakan oleh romo Yesuit yang terakhir adalah romo Poesposoeparto yangberkarya di Paulus Miki Salatiga dimulai tahun 1952 hingga 1957 (SupervisiKAS, 2012: 5-6).B. MENGENAL YESUITYesuit adalah sapaan akrab dari SJ. SJ adalah (Societas Jesu). Yesuit didirikanoleh Ignasius Loyola. Serikat Jesus tidak bisa dipisahkan dari misi atau perutusan21

untuk memaklumkan injil. Perutusan termasuk asal-usul dan inti spiritualitasnya.Pada masa Santo Ignasius dari Loyola arti misso lebih luas dari sekarang.Pertama-tama misi merupakan perutusan seseorang atau suatu kelompok demikerasulan tertentu, yang diberikan oleh otoritas gerejani, yakni paus atau patersuperior jenderal. Berkaitan dengan arti personal ini, missio menandakan pulausaha korporatif untuk mewartakan Kabar Gembira di daerah tertentu. Akar keduapengertian ini adalah peziarahan rohani. Kelompok Jesuit pertama hendakberziarah ke Tanah Suci ‘untuk menolong jiwa-jiwa’, jadi bukan sebagai piknikrohani, melainkan sebagai usaha apostolis: berkelana seperti murid-murid yangdiutus Jesus tanpa membawa bekal apapun. Ziarah Jesuit-Jesuit pertama keYerusalem dihalangi oleh situasi perang di Laut Tengah. Maka, mereka pergi keRoma, supaya diutus oleh paus ke mana dan untuk tugas apa saja ‘demi kemuliaanAllah yang lebih besar dan demi keselamatan jiwa-jiwa’. Santo Ignasius seringmenyebut diri peregrino (peziarah), kiasan bagi seorang manusia yang mencarituhan dan kehendaknya. Prinsip dari Serikat Jesus adalah “Ad Maiorem DeiGloriam”(demi lebih besarnya kemuliaan Allah) (Heuken, 2009: 11-12).Salah seorang Yesuit, yang sekarang diakui menjadi Santo yaitu FransiskusXaverius pernah ditugaskan untuk berkarya di wilayah Nusantara bagian timur.Fransiskus adalah sahabat Santo ignasius. Sesuai dengan tujuannya untukmengemban misi tanpa bertanya dan menaati perintah paus, Fransiskus menaatimisi yang diberikan oleh temannya Ignasius. Misi yang di jalankan Fransiskus iniadalah misi pertama dan sekaligus yang terakhir yang dijalankan oleh akmelupakankomunitas/serikatnya. Walaupun Fransiskus jauh dari komunitasnya untukmenaati misi yang diberikan, namun Fransiskus tetap selalu mengingatkomunitasnya. Konon Fransiskus selalu menyimpan tanda tangan semua temantemannya saat di tanah misi. Selain itu, bukti nyata keromantisan Fransiskusterhadap komunitasnya adalah dengan rutinnya dia menuliskan surat tentang apasaja yang Fransiskus alami selama di tanah misinya. Surat-surat yang dituliskanoleh Fransiskus ini tentu sangat berguna bagi ilmu pendidikan kedepannya. Salahsatu yang dapat menikmati surat-surat Fransiskus ini adalah ilmu Sejarah terutama22

sejarah gereja. Sebagai contoh dengan surat-surat Fransiskus ini Adolf Heukensang pastor yang juga ahli Sejarah terutama Sejarah Jakarta ini dapat menulisbuku “150 Tahun Serikat Jesus Berkarya di Indonesia”.Yesuit adalah orang-orang yang menyelamatkan jiwa-jiwa. Setiap imam tugasutamnya adalah menggembalakan umat disuatu paroki, namun ada keistimewaanselain menggembalakan umat di paroki dalam hal ini visi Yesuit yang inginmenyelamtkan jiwa-jiwa melihat pendidikan sebagai hal utama sebagaipelayanannya. “Kami ingin menyelamatkan jiwamu agar menjadi orang yanglebih baik lagi, dengan jalan pendidikan” jelas Romo Surya. Maksud dari RomoSurya adalah Yesuit membantu orang untuk meningkatkan kualitas hidup denganpendidikan, salah satu contonhya adalah orang yang tidak mampu sekolah (dalamhal biaya) diberikan beasiswa. “Dimana ada Yesuit disitu pasti ada sekolah” lanjutRomo Surya. Yesuit mempunyai beberapa lembaga pendidikan. Jika menemuinama lembaga pendidikan Kolese itu biasanya milik dari Yesuit namun tidaksemua Kolese itu milik Yesuit. Tidak hanya dalam pendidikan saja keistimewaanYesuit ini, tentu tidak melupakan dalam hal sosial Yesuit turut berkarya. KaryaYesuit dalam bidang sosial misalnya menemani dan merawat gelandangan diPingit, Jogjakarta. Sebagai seorang penggembala tentu juga harus peduli didalamkehidupan sosial.Penulis juga bertanya mengenai proses menjadi seorang Yesuit kepada RomoSurya. Untuk masuk dalam serikat Yesuit, prosesnya yang pertama adalah ikutseminari terlebih dahulu. Seminari ini setingkat dengan SMA, bahkan untukstandar kelulusan seminari adalah ujian nasional yang diselengggarakanpemerintah. Ada sebuah perbedaan seminari dengan SMA biasa, perbedaan ituterletak pada tahun yang harus ditempuh. Jika SMA biasa membutuhkan waktunormal selama tiga tahun, untuk seminari membutuhkan waktu empat tahun. Satutahun dalam seminari ini digunakan untuk postulat. Postulat ini adalahpendalaman materi tentang Katolik, pendalaman tentang Sejarah Gereja masukdalam postulat ini. Adapun yang lulus SMA, ataupun telah lulus kuliah bahkanorang yang sudah bekerja ingin bergabung dengan serikat Yesuit inidiperbolehkan dengan hanya mengikuti masa postulat saja di Seminari ini.23

Setelah lulus seminari, proses selanjutnya bagi calon Yesuit adalah masuknovisiat selama dua tahun. Novisiat ini dipergunakan untuk pendalaman imamcalon-calon yang terpanggil. Saat di Novisiat ini, calon-calon imam Yesuit dididikuntuk mempunyai hati yang baik, pengalaman doa selama 30 hari dengan tiapharinya berdoa selama lima jam, hal ini ditujukan agar para calon imam memilikipengalaman doa untuk merasakan kehadiran Yesus dikehidupannya. Sesuatu yangmenarik selama di Novisiat ini adalah uang saku para calon imam ditanggung olehNovisiat dengan tiap bulannya masing-masing mendapat 15.000 rupiah. Dalampendidikan keimanan di Novisiat ini juga ada prakteknya. Praktek yang pertamadisebut Eksperimen Luar rumah (ELR) selama lima bulan, biasanya para calonimam ditempatkan untuk berkarya pada sebuah rumah sakit jiwa, panti jompo,panti asuhan anak keterbelakangan mental dsb. Setelah melewati ELR 1, paracalon imam diharuskan untuk Pelegrinasi (ziarah). Ziarah dilakukan selamasembilan hari. Suatu yang menarik dalam ziarah tersebut adalah jarak yangditentukan pihak serikat adalah kira-kira 500KM dengan uang saku sebanyak8000 rupiah. Romo Surya bercerita bahwa dia kebagian tempat ziarah di GuaMaria Pohsarang yang beralamat di Pohsarang, Semen, Kediri. Perjalanan romoSurya dimulai dari Girisonta, kab.Semarang dan ternyata uang saku sebanyak8000 rupiah tersebut hanya cukup untuk naik bus dari Girisonta sampai Magelang,selanjutnya jalan kaki menuju ke Kediri. Mereka yang mengikuti Pelegrinasi inidipasang-pasangkan dengan orang yang saling tidak memiliki kecocokan, selamasembilan hari ini para calon imam tidak diperbolehkan untuk meminta uang jikamau meminta hanya meminta makan minum saja dan tidak boleh menginap dirumah orang Katolik. Setelah melakukan Pelegrinasi,para calon imam melakukanELR 2. ELR 2 ini, para calon imam Yesuit dipekerjakan sebagai buruh dengangaji normal. Tantangan dalam ELR 2 ini adalah apakah para calon imam akantergoda memanfaatkan uang itu untuk keperluan pribadinya yang seharusnyauntuk disetor kepada serikat. Selain itu, para calon imam dibuka hatinya untukmerasakan kehidupan kaum buruh. Secara umum pendidikan calon Yesuit iniditujukan untuk membangun rasa empati terhadap orang lain.24

Setelah lulus dari novisiat para calon imam mengucapkan janji kaul, kemudianpara calon imam ini diwajibkan untuk kuliah filsafat selama empat tahun. Untukstandar kelulusan kuliah filasafat calon imam Yesuit harus menulis skripsi disertaidengan tes kompre. Kompre adalah tes apa saja yang telah dipelajari selamaempat tahun dan itu harus dikuasai semua.Selanjutnya setelah lulus kuliah filsafat, para calon imam melakukam TOK(Tahun Orientasi Kerasulan) selama dua tahun untuk magang dalam institusi SJ.Dalam TOK ini para calon imam dididik untuk menjadi seorang pemimpin, dalamhal ini yang utama adalah ketegasannya.Setelah mengikuti TOK, harus belajar Theologi empat tahun atau kuliahTheologi. Selesai semua ditahbiskan dari mulai Novisiat sampai kuliah Theologikurang lebih imam Yesuit membutuhkan waktu dua belas tahun. Namun, menurutRomo Surya, Yesuit yang sebenarnya adalah ketika dia meninggal.Seperti dalam sejarah singkat masuknya Katolik di Nusantara padapembahasan paling atas bahwa Fransiskus Xaverius menerima dengan suka citauntuk menjalankan misinya di Nusantara walaupun sebenarnya Fransiskus sendiritidak paham jalur yang ia tempuh dan bagaimana keadaan tujuannya. Fransiskusdengan taat menerima misi dari serikatnya tersebut dan percaya bahwapertolongan Tuhan akan ada. Poin penting dalam paragraf ini adalah bahwamenjadi Yesuit harus taat. Yesuit juga harus menemukan Tuhan di dalam sesamadan alam.C. MENGENAL MSFUntuk membahas apa itu MSF, penulis berkesampatan menemui romo yangbertugas di Paroki Santo Paulus Miki yakni Romo Hubertus Adi Wicaksono,MSF. MSF adalah Missionaris Saccra Famiglia,dalam Bahasa Indonesia adalahMisionaris Keluarga Kudus. MSF didirikan oleh romo Jean Baptiste Berthier, MSyang berasal dari Perancis, pada tanggal 28 September 1895 di Grave (Belanda).Ordo Romo Jean Baptiste Berthier adalah Missionaris La Sallete (MS) yangmelayani para peziarah yang berziarah digunung La Sallete yang mempunyaisebuah patung Bunda Maria yang sangat terkenal. Romo Berthier hanya sebuahpendiri MSF bukan merupakan anggota dari ordo tersebut, ini berbeda dengan25

Ignatius Loyola yang merupakan pendiri sekaligus anggota dari SJ. Jika Yesuitmengenal kata serikat maka di MSF lebih dikenal kata konggregasi. KonggregasiMSF mulai masuk Indonesia pada tahun 1926 (Kalimantan) dan pada tahun 1932(di Jawa-Semarang). MSF meneladani semangat atau spiritualitas keluarga kudusNazareth.MSF juga mempunyai keistimewaan dalam bidang karya kerasulan sepertihalnya SJ. Namun, jika SJ yang utama berkarya dalam hal Pendidikan dan sosial,MSF berkarya dalam hal promosi panggilan, pembinaan dan pendidikan imamreligius dan juga pendampingan keluarga dalam parokial.MSF juga mempunyai proses untuk dapat bergabung dengan konggregasi.Proses pertama adalah postulat yang ditempuh selama satu tahun, sama sepertipostulat SJ.Proses selanjutnya adalah mengikuti Novisiat selama satu tahun penuh. Selamamasa novisiat ini para calon imam dipersiapkan untuk nantinya mampumenghayati hidup sebagai religius dan calon imam MSF. Menjelang masaberakhirnya, setiap calon imam diperbolehkan mengirimkan surat lamaran untukmengikrakan kaul kebiaraan. Setelah lamaran itu dikabulkan para frater atau calonromo meneruskan pendidikan di Skolastikat (kuliah).Proses selanjutnya adalah Skolastikat. Para frater dididik kuliah S1 Filasafat danTeologi selama empat tahun. Setelah lulus para frater ini akan mendapat gelarsarjana sastra (SS).Setelah lulus dari Skolastikat proses selanjutnya adalah masuk Tahun OrientasiPastoral (TOP). Para frater akan ditempatkan dalam paroki-paroki MSF (dalamatau luar negri) yang akan ditentukan untuk melakukan pelatihan pastoral(magang). Masa TOP berlangsung selama satu atau dua tahun.Proses sesudah TOP, para frater kembali ke skolastikat untuk melanjutkan studiteologi selama dua tahun. Ada juga yang lanjut S2 bagi frater yang mampu untukmelanjutkan studi. Selanjutnya para frater boleh mengajukan kaul danmengikrarkan kaul kekal untuk menjadi seorang imam.26

D. GEREJA PAROKI PAULUS MIKI SALATIGAGereja Santo Paulus Miki berlokasi di Salatiga, sebuah kota yang unik karenakota ini dikelilingi oleh Kabupaten Semarang. Sisi utara terdapat pemandanganyang menarik yaitu gunung Merbabu dan dibelakangnya adalah gunung Merapi.Salatiga merupakan daerah dengan udara yang relatif sejuk dibandingkan kotakota disekitarnya.Salatiga memiliki banyak peninggalan bangunan Belanda contohnya adalahgedunng papak yang sekarang digunakan sebagai kantor walikota Salatiga dansebuah rumah di Jl. Diponegoro yang sayang sekali sudah tidak terawat.Bangunan awal Gereja Paulus Miki Salatiga adalah bangunan yang dibuat olehorang Belanda. Namun, kini sudah direnovasi hingga bangunan asli Gereja PaulusMiki tersebut kini sudah tidak ada. Paroki Salatiga berdiri pada tahun 1939,sebelumnya hanya stasi dari Paroki Santo Yusuf Ambarawa (Supervisi KAS,2012: 1).Paroki paulus Miki Salatiga terletak di Jl. Diponegoro No.34 Salatiga.Posisinya ini cenderung strategis karena berada di jalan utama kota Salatiga.Letaknya berdekatan dengan Korem persis di sebelah timur gereja dan Kodim disebelah barat gereja, hal ini membuat gereja terasa aman terhadap isu seranganteror yang pernah melanda negeri ini. Kedua komplek tentara ini juga sangatmembantu jika sedang terselenggara misa besar seperti misa Natal dan Paskah,kedua wilayah ini dapat dimanfaatkan sebagai lahan parkir untuk umat yangmenggunakan kendaraan.Bentuk bangunan gereja ini mulanya masih asli bergaya Belanda denganbangunan utama di bagian timur dan pastoran berada di sebelah barat gerejautama. Pada akhir 1990an, bangunan gereja dirombak menjadi bangunan yanglebih besar untuk menampung jumlah umat yang semakin meningkat. Gayabangunan lebih mengarah ke gaya moderen dengan sedikit sentuhan Jawa.Sentuhan Jawa ini terdapat dalam tulisan “Asma Dalem Kaluhurna” yang beradatepat diatas altar berbentuk melengkung.Setiap minggu digereja Paulus Miki dilaksankan ibadah ekaristi mingguan ataumisa mingguan. Misa dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 17.00 pada hari minggu27

pukul 06.00; 08.00 dan pukul 17.00. Misa harian juga dilaksanakan setiap seninsabtu pada pukul 05.30.Untuk saat ini memang di Salatiga tidak ada industri, pabrik-parik besarataupun lapangan pekerjaan yang menyediakan lowongan pekerjaan bagi kaumpendatang bahkan tempat wisata di Salatiga sangat sedikit. Padahal jikamemanfaatkan kondisi geografisnya Salatiga cukup berpotensi. Namun, diSalatiga terdapat universitas yang cukup menarik bagi kaum pelajar dari Sabangsampai Merauke yaitu Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). UKSW adalahsebuah kampus dengan landasan imam Kristen yang dibentuk karena andil gerejagereja Kristen Protestan. Walaupun berlandaskan iman Kristen Protestan, namunUKSW sangat terbuka bagi semua pelajar yang memeluk agama apapun. Takterkecuali bagi pelajar yang beragama Katolik, UKSW dapat dikatakan sebagaipenyumbang umat Katolik yang cukup besar bagi gereja Santo Paulus Miki.Sumbangan umat dari UKSW hampir seluruhnya berasal dari mahasiswanya. Paramahasiswa sebagian besar akan mengikuti misa ekaristi pada hari Minggu pukul17.00. Untuk menampung mahasiswa katolik ini dibentuklah sebuah organisasi.Organisasi Mahasiswa Katolik di dalam gereja Paulus Miki ini adalah KMKS.E. PERALIHAN PENGGEMBALAAN PAROKI PAULUS MIKIPada sekitar tahun 1950an paroki Salatiga yang saat itu bernama Para MartirJepang (Ss Japonentium) mempunyai perkembangan yang baik. Perkembanganparoki itu meliputi bentuk pertumbuhan umat yang cukup stabil dari tahun ketahun dan juga bangunan gereja yang semakin bertambah kapasitas umat yangdapat ditampung didalamnya. Pertumbuhan umat ini tercatat didalam SupervisiKAS. Pertumbuhan yang cukup signifikan dimulai tahun 1953. Kemudian, padapertengahan tahun 1960an ketika paroki digembalakan romo Sandiwan Bratajumlah umat yang dibabtis sangat banyak, yaitu kurang lebih 120 orang. Padatahun-tahun tersebut romo Sandiwan berhasil membabtis ratusan orang dalamsekali periode baptisan. Pertumbuhan umat ini juga disebabkan karena faktorG30S/PKI yang saat itu terjadi kare

Agama Katolik adalah salah satu agama resmi yang diakui oleh pemerintah Indonesia dari enam agama resmi yang ada. Berbicara tentang agama satu ini tidak terlepas dari pastur, susunan gereja beserta kepengurusannya. Ketiga hal tersebut adalah hal yang sangat vital dalam tubuh tiap-tiap paroki/gereja dalam agama katolik tersebut.