
Transcription
BAB 5 : PEMBAHASAN5.1 Keterbatasan atasanyangdapatmempengaruhi hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu :a.Hasil penelitian sangat bergantung pada kejujurann responden dalammenjawab kuesioner penelitianb.Penelitian ini mempunyai keterbatasan pada proses pengumpulan data.Aktivitas yang padat dari responden dapat mempengaruhi konsentrasiresponden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti saatmelakukan wawancara. Untuk meminimalisir keterbatasan ini penelitimelakukan wawancara pada saat pekerja sedang tianinihanyamenghubungkan variabel-variabel yang diperkirakan memiliki hubungandengan variabel dependen, sehingga masih terdapat kemungkinan variabelvariabel lain yang belum masuk kerangka konsep5.2 Analisis Univariat5.2.1 Tindakan tidak Aman (Unsafe Action)Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 63 responden, 48 orangmelakukan tindakan tidak aman yang cukup tinggi dengan persentase 76,2%, yaitusaat memperbaiki mesin yang masih menyala sebanyak 29 (29,9%) responden dantidak mematikan mesin saat mesin tidak digunakan sebanyak 22 (22,7%) respondensisanya 15 (23,8%) responden yang melakukan tindakan aman termasuk 9 (14,3%)
responden mengakui pernah bekerja dibawah pengaruh alkohol atau obat-obatansaat bekerja di PT. Amanah Insanillahia pada tahun 2016. Hasil penelitian inisejalan dengan hasil penelitian tindakan tidak aman yang dilakukan oleh padapekerja lapangan di PT. Telkom Cabang Sidikalang Tahun 2014 dengan persentase76% responden yang melakukan tindakan tidak aman (unsafe action).(7). Persentase tindakan tidak aman (unsafe action) tinggi (76,2%) yangdilakukan oleh pekerja di PT. Amanah Insanillahia dapat meningkatkan risikokecelakaan kerja bagi responden sendiri dan berbagai pihak, diantaranyakecelakaan kerja yang menyebabkan luka fisik, patah tulang bahkan kematian.Tingginya risiko kecelakaan kerja yang disebabkan oleh tindakan tidak aman(unsafe action) pada pekerja dapat menyebabkan peningkatan dalam pembiayaankesehatan pekerja bahkan kerugian.Berdasarkan hasil penelitian, terdapat responden mengabaikan prosedurkerja yang ada. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tidak sesuai banyakdilakukan oleh responden dengan alasan sudah biasa sedangkan responden lainyang tidak memakai alat pelindung diri (APD) beralasan ketersediaan alatpelindung diri (APD) yang tidak mencukupi. Seperti halnya yang diungkapkan olehHeinrich, bahwa 88% kecelakaan kerja berasal dari tindakan tidak aman yangdilakukan oleh pekerja pada saat bekerja.(15)Diharapkan kepada pihak perusahaan lebih memerhatikan tindakan yangdilakukan oleh pekerja agar meminimalisir risiko kecelakaan kerja yang disebabkanoleh tindakan tidak aman (unsafe action) pekerja. Dikhususkan kepada kepalabagian maintenance dari PT. Amanah Insanillahia lebih memerhatikan dan
memperingatkan kepada pekerja untuk tidak menyalakan mesin produksi saaatdiperbaiki dan tidak digunakan.5.2.2 Tingkat PengetahuanBerdasarkan hasil peneletian dari 63 responden, didapatkan hasil bahwapada umumnya pekerja memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tinggi yaitu57,1% sisanya sebanyak 42,9% responden berpengetahuan rendah. Berdasarkandata tersebut dapat dinyatakan bahwa pekerja di PT. Amanah Insanillahia padatahun 2016 memiliki pengetahuan yang cukup baik terhadap tindakan aman dalambekerja. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ayu Septianadan Mulyono menunjukkan bahwa sebanyak 26 pekerja (63,4 %) mempunyaipengetahuan yang tidak baik mengenai K3 dan tindakan tidak aman (unsafe action)dalam bekerja di PT Pupuk Kalimantan Timur bagian pengantongan urea.(4)Responden paling banyak menjawab pertanyaan dalam penelitian denganbenar adalah membuat peralatan safety yang tidak berfungsi sebanyak 77,8%.Responden beranggapan bahwa membuat peralatan safety tidak berfungsimerupakan tindakan tidak aman (unsafe action) dan pekerjaan yang sia-sia karenatidak sesuai dengan kebutuhan saat bekerja. Meskipun demikian masih banyakpekerja yang melakukan tindakan tidak aman (unsafe action) saat bekerja sesuaidengan yang terjadi dilapangan.Menurut Rogers, pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendirimaupun pengalaman orang lain. Pengetahuan merupakan domain yang sangatpenting dalam membentuk suatu tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilakubaru didasari oleh pengetahuan, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng(long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan, makatidak akan berlangsung lama.(17)
Tingkat pengetahuan responden di PT Amanah Insanillahia sudah baik,pihak perusahaan sebaiknya tetap mempertahankan tingkat pengetahuan tinggipekerja dengan mengadakan pelatihan untuk menambah pengetahuan tentangkesehatan dan keselamatan kerja dan sosialisasi untuk pemerataan tingkatpengetahuan terhadap pekerja.5.2.3 SikapBerdasarkan hasil penelitian bahwa sikap pekerja terhadap tindakan tidakaman (unsafe action) terbagi dua, yaitu sikap positif dan sikap negatif. Respondenyang berikap negatif dan menyebabkan tindakan tidak aman (unsafe action) saatbekerja sebesar 71,4%, sedangkan Responden yang bersikap postif terdapatsebanyak 28,6%. Meskipun demikian, pengetahuan yang cukup tinggi belum tentumenghasilkan sikap yang positif. Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukanoleh Siti Halimah dengan judul penelitian Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerilaku Aman Karyawan di PT. Sim Plant Tambun II Tahun 2010 diketahui bahwaresponden yang memiliki sikap negatif lebih banyak yang berperilaku tidakaman (17,6%) daripada responden yang memiliki sikap positif (9,1%). Hasil uji ChiSquare menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap denganperilaku tidak aman (P value 0,526).(28)Sikap negatif responden di PT. Amanah Insanillahia pada tahun 2016 masihmendominasi. Hal ini menyebabkan masih banyak tindakan tidak aman (unsafeaction) yang terjadi pada pekerja di PT. Amanah Insanillahia pada tahun 2016 yangberasal dari kecenderungan responden yang tidak disiplin.Sikap merupakan kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadapstimulasi objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman pribadi maupun dari oranglain. Dengan demikian sikap positif yang terbentuk dapat diwujudkan dalam suatu
anolehNotoatmodjo.(17)Sebaiknya dengan sikap negatif yang dari responden supaya lebih ditekandengan cara memberikan punishment bagi pekerja yang melakukan tindak tidakdisiplin dan tindakan tidak aman (unsafe action) seperti potongan gaji sesuaidengan tingkat pelanggaran. Selanjutnya memberikan reward kepada pekerja yangpaling disiplin dan kompeten.5.2.4 PengawasanBerdasarkan hasil penelitian didapat bahwa 66,7% pengawasan yangdilakukan responden maupun petugas pengawas tidak terlaksana dengan baik danhanya 33,3% yang menyatakan pengawasan terlaksana dengan baik. Pengawasanyang tidak terlaksana dengan baik dikarenakan tidak selalu petugas pengawasmemeriksa kelengkapan alat pelindung diri (APD) sebelum memulai pekerjaan dankurangnya pengawas mengingatkan tentang standar operasional prosedur (SOP)saat bekerja. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Feddy RoniPhilip Saragih, Halinda Sari Lubis, dan Lina Tarigan dengan hasil bahwa 100%pada pekerja lapangan PT. Telkom Cabang Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun2014.(7)Menurut Roughton (2000) menyatakan kelemahan dari peraturankeselamatan adalah hanya berupa tulisan yang menyebutkan bagaimana seseorangbisa aman dan selamat, tetapi tidak mengawasi tindakan aktivitasnya. Pengawasanyang baik akan mendorong pekerja dalam melakukan tindakan aman dalam bekerja.Secara teoritis, adanya pengawasan akan lebih meningkatkan motivasi pekerjadalam melakukan pekerjaan dengan benar, menggunakan APD dengan benar danlainnya. Pengawasan seharusnya tidak hanya dilakukan oleh inspektur K3, namun
juga oleh rekan kerja. Kesadaran pribadi untuk selalu bertindak aman dalammelakukan pekerjaan mungkin dimiliki oleh sebagian pekerja sehingga dibutuhkanpengawasan yang baik dalam mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan olehpekerja guna mendorong pekerja dalam melakukan tindakan aman.(29)Sebaiknya petugas pengawas di PT. Amanah Insanillahia lebihmemperhatikan kelengkapan alat pelindung diri dan memperingatkan pekerja yangmelakukan tindakan tidak sesuai dengan standar operasional (SOP) demimenurunkan risiko kecelakaan kerja.5.3 Analisis Bivariat5.3.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Tidak Aman (UnsafeAction)Berdasarkan hasil penelitian, persentase responden yang melakukantindakan tidak aman (unsafe action) lebih banyak pada responden berpengetahuantinggi yaitu sebesar 26 (72,2%) responden dari pada responden yang melakukantindakan tidak aman (unsafe action) berpengetahuan rendah yaitu sebesar 26(72,2%) responden. Uji statistik diketahui p value 0,579 (p value 0,05) hal inimenunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuandengan tindakan tidak aman (unsafe action) pada pekerja di PT. AmanahInsanillahia.Penelitian ini sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh Feddy RoniPhilip Saragih, Halinda Sari Lubis, dan Lina Tarigan yang berjudul Faktor-Faktoryang Berhubungan dengan Tindakan tidak Aman pada Pekerja Lapangan PT.Telkom Cabang Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2014. Berdasarkan uji chisquare yang dilakukan, diperoleh nilai p value 0,032 (p value 0,05) hal ini
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakantidak aman pekerja lapangan di PT. Telkom Cabang Sidikalang.(7)Dalam domain kognitif pengetahuan memiliki enam tingkatan, yaitu tahu,memahami, aplikasi, sintesis dan evaluasi.(20) meskipun hampir seluruh tingkatpengetahuan pekerja tinggi, namun hal tersebut tidak mempengaruhi tindakanpekerja yang masih melakukan tindakan tidak aman (unsafe action) pada saatbekerja. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan pekerja belum sampai padatahapan aplikasi. Dengan pencapaian hingga tahapan aplikasi, pekerja seharusnyamampu bertindak sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini sesuaidengan pernyataan Bloom yang dikutip dalam Shinta Dwi Pratiwi (2009) bahwa,untuk melakukan perilaku kerja yang aman, tidak cukup hanya mengetahuiprosedur kerja maupun risiko bahaya yang dihadapi. Perilaku aman akan munculpada saat pekerja sudah sampai pada tahapan memahami manfaat dari perilakukerja aman kemudian menerapkannya dalam pola kehidupan sehari-hari.(29)Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perusahaanhendaknya lebih meningkatkan informasi dan sosialisasi tingkat pengetahuandalam bekerja dan melakasanakan pelatihan berkala bagi pekerja agar pengetahuantentang keselamatan dalam bekerja lebih berkembang dan diperbaharui serta tidakmudah dilupakan.5.3.2 Hubungan Sikap dengan Tindakan tidak Aman (Unsafe Action)Berdasarkan hasil uji bivariat, persentase responden yang melakukantindakan tidak aman (unsafe action) lebih banyak pada pekerja yang memiliki sikapnegatif yaitu sebesar 41 (91,1%) responden dari pada responden yang memilikisikap positif yaitu sebesar 7 (38,3%) responden. Uji statistik diketahui p value
0,001 (p value 0,05) hal ini menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antarasikap dengan tindakan tidak aman (unsafe action) pada pekerja di PT. AmanahInsanillahia.Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shara Jeane (2012)yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan tidak Aman(Unsafe Action) Pekerja di Departemen Produksi II/III PT Semen Padangmenyatakan bahwa sikap positif yang diberikan pekerja terhadap keamanan dalambekerja tidak mempengaruhi tingginya tindakan tidak aman (unsafe action), yaitu78,3%. Sedangkan tindakan tidak aman (unsafe action) yang dilakukan oleh pekerjayang memiliki sikap negatif terhadap keamanan dalam bekerja hanya 50%. Hasiluji statistik diketahui p value 0,15 (p value 0,05) hal ini menunjukkan tidakterdapat hubungan yang bermakna antara sikap pekerja dengan tindakan tidak aman(unsafe action) pekerja di Departemen Produksi II/III PT. Semen Padang.(30)Hal ini sesuai dengan pernyataan Newcomb bahwa sikap merupakankesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanan motiftertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalahmerupakan “pre-disposisi” tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan reaksitertutup, bukan merupakan reaksi terbuka.(21). Robbin P (1996) yang dikutip dalamPutri Helliyanti (2009) menyatakan bahwa sikap tidak sama dengan nilai, namunkeduanya saling berkaitan, dimana nilai mengandung unsur pertimbangan untukmengembangkan gagasan seseorang mengenai apa yang baik, benar dan diyakini,sementara sikap merupakan respon yang masih tertutup yang masih berupakesiapan untuk bereaksi.(31)
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa sikap negatifberhubungan dengan tindakan tidak aman (unsafe action) pekerja. Pihakperusahaan sebaiknya lebih meningkatkan pengawsan kedisiplinan pekerja dalambekerja agar risiko kecelakaan kerja lebih terkendali. Pihak perusahaan bisamenetapkan sistem hukuman (punishmen) dan hadiah (reward) bagi pekerja yangmelakukan tindakan tidak aman dan pekerja yang melakukan tugasnya dengan baik.5.3.3 Hubungan Pengawasan dengan Tindakan tidak Aman (Unsafe Action)Berdasarkan hasil penelitian, persentase responden yang melakukantindakan tidak aman (unsafe action) lebih tinggi pada saat pengawasan petugasyang kurang baik yaitu sebesar 38 (90,5%) kasus dibandingkan dengan saatpengawasan yang baik yaitu sebesar 10 (47,6%) kasus. Uji statistik diketahui pvalue 0,001 (p value 0,05) hal ini menunjukan terdapat hubungan yang bermaknaantara pengawasan petugas dengan tindakan tidak aman (unsafe action) padapekerja di PT. Amanah Insanillahia. Hasil distribusi frekuensi pengawasandidapatkan paling banyak pekerja yang melakukan tindakan tidak aman (unsafeaction) dikarenakan tidak selalu petugas pengawas memeriksa kelengkapan alatpelindung diri (APD) sebelum memulai pekerjaan dan kurangnya pengawasmengingatkan tentang standar operasional prosedur (SOP) saat bekerja.Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arianto Wibowo (2010)dengan judul Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan AlatPelindung Diri di Areal Pertambangan PT. Antam Tbk. Unit Bisnis PertambanganEmas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2010 dapat diketahui bahwa respondenyang menyatakan tidak ada pengawasan dalam penggunaan APD lebih banyakyaitu 72,3% daripada responden yang menyatakan ada pengawasan (7,6%). Hasil
uji Chi Square menunjukan ada hubungan yang bermakna antara penggunaan APDdengan adanya pengawasan (p value 0,000) dengan OR 32,533 (10,535-100,468),artinya responden yang menyatakan tidak ada pengawasan dalam menggunakanAPD cenderung 32,533 kali tidak menggunakan APD daripada responden yangmengatakan ada pengawasan dalam menggunakan APD.(32)Pengawasan dilakukan untuk memantau pekerja dalam melaksanakanpekerjaan secara efektif, efisien dan jauh dari resiko bahaya karena dalammelaksanakan pekerjaan, tidak tertutup kemungkinan adanya pekerja yang tidakmengikuti prosedur keselamatan standar yang ditujukan untuk meminimalisirresiko kerja. Pengawasan itu sendiri seharusnya dilakukan secara terus-meneruskepada setiap pekerja, baik pekerja baru maupun pekerja lama.(33)Pengawasan pada pekerja di PT. Amanah Insanillahia Batusangkarharusnya lebih diperhatikan dan dilaksanakan secara rutin demi meningkatkankedisiplinan pekerja agar terhindar dari risiko kecelakaan kerja.
kesehatan dan keselamatan kerja dan sosialisasi untuk pemerataan tingkat pengetahuan terhadap pekerja. 5.2.3 . Uji statistik diketahui p value 0,579 (p value 0,05) hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tindakan tidak