Transcription

BAB IIBIOGRAFI WAHBAH AZ-ZUHAILI DAN KITAB TAFSIRNYATAFSIR AL-MUNIRA. Biografi1.Riwayat hidup Wahbah az-ZuhailiWahbah az-Zuhaili adalah seorang ulama fiqih kontemporerperingkat dunia. Pemikirannya menyebar keseluruh dunia Islammelalui kitab-kitab fiqihnya, terutama kitabnya yang berjudul Al-FiqhAl-Islam Wa Adillatuhu.Wahbah az-Zuhaili lahir di Dair„Atiah, yang terletak di salahsatu pelosok kota Damsyik, Suria, pada tahun 1351 H/1932 M. Namalengkapnya Wahbah bin al-Syeikh Mushtafa az-Zuhaili. Ia putra syeikhMusthafa az-Zuhaili, seorang petani sederhana nan„alim, hafal Alquran,rajin menjalankan ibadah, dan gemar berpuasa.Di bawah bimbingan ayahnya, Wahbah menerima pendidikandasar-dasar agama Islam. Setelah itu, ia sekolah di MadrasahIbtidaiyyah di kampungnya, hingga jenjang pendidikan formalberikutnya.1Lalu beliau melanjutkan pendidikannya di Kuliah Syari‟ah dantamat pada tahun 1952 M. Beliau sangat suka belajar, sehingga ketika1Saiful Amin Ghofur, Mozaik Mufasir Alquran: Dari Klasik HinggaKontemporer, (Yogyakarta: Kaukaba, 2013), p.136-137.15

16beliau pindah ke Kairo Mesir, beliau mengikuti beberapa kuliah secarabersamaan. Yaitu di Fakultas Bahasa Arab di Universitas Al-Azhar danFakultas Hukum di Universitas „Ain Syams.2Ia memperoleh ijazah sarjana syariah dan ijazah takhassuspengajaran Bahasa Arab di Al-Azhar pada tahun 1956 M. Kemudian iamemperoleh ijazah Licence (Lc) bidang Hukum di Universitas „AinSyam pada tahun 1957 M. Magister Syariah di Fakultas HukumUniversitas Kairo pada tahun 1959 M. dan Doktor pada tahun 1963 M.Satu catatan penting bahwa, SyaikhsenantiasamendudukirankingteratasWahbah az-Zuhailipadasemuajenjangpendidikannya. Menurutnya rahasia kesuksesannya dalam belajarterletak pada kesungguhan dalam menekuni pelajaran dan menjauhkandiri dari segala hal yang mengganggu prroses belajar.Motto hidupnya adalah, “Inna sirra an-najah fi al-hayah ihsanash-shilah billah azza wa jalla”, (Sesungguhnya, rahasia kesuksesan2Khabib abdul aziz, “Implikasi Nilai-Nilai Ibadah Puasa TerhadapPendidikan Karakter : Studi tentang puasa dalam kitab Al-Fiqh Al-Islam WaAdillatuhu, karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili” (Skripsi: UIN “Walisongo”Semarang, 2015) p.70.

17dalam hidup adalah membaikkan hubungan dengan Allah Azza wajalla).32. Karya-karya Wahbah az-ZuhailiWahbah az-Zuhaili sangat produktif dalam menulis, mulai dariartikel dan makalah, sampai kitab besar yang terdiri dari enam belasjilid. Dr. Badi‟ as-Sayyid al-Lahlam dalam biografi syekh Wahbah azZuhaili yang ditulisnya dalam buku berjudul Wahbah az-Zuhaili al„Alim, al-Faqih, al-Mufassir menyebutkan 199 karya tulis Wahbah azZuhaili selain jurnal. Karena produktifnya Syaikh Wahbah az-Zuhailidalam menulis, Dr. Badi‟ mengumpamakannya seperti Imam as-Suyuti(Ulama Hadis, 849-911 H/1445-1505 M) yang menulis 300 judul bukudimasa lampau.4Di antara karya-karya beliau adalah:1) Atsaarul Harb fil Fiqhil Islami, Dirasah Muqaranah BainalMadzahib ats-Tsamaniyyah wal Qanuun ad-Dauli al-Am. Min Am1962 M, risalah doktoral, cet. IV, Darul Fikr, Damaskus.3Wahbah az-Zuhaili, “Akhlāq al-Muslim: „Alāqatuhū bi al-Mujtama‟” Terj.Abdul Aziz, Ensiklopedia Akhlak Muslim: Berakhlak Dalam Masyarakat, (JakartaSelatan: PT Mizan Publika, 2014).4az-Zuhaili, “Akhlāq al-Muslim: „Alāqatuhū bi al-Mujtama‟” Terj. AbdulAziz, Ensiklopedia Akhlak Muslim: Berakhlak Dalam Masyarakat, P. 1

182) Takhrij wa Tahqiiq Ahaadiits “Tuhfatul Fuqahaa‟ lisSamarqandi”,empat jilid, bekerja sama dengan Prof. Dr. al-Muntashir al-Kattani,Darul Fikr, Damaskus, 1966 M.3) Takhriij wa Tahqiiq Ahaadits wa Atsar Jami‟ul „Uluum wal Hikam,karya Ibnu Rajab al-Hanbali dengan komentar, 1993 M.4) Al-Washit fii Ushuulil Fiqhil Islaamii, cetakan kesepuluh, UniversitasDamaskus dari tahun 1966 M.5) Al-Fiqhul Islami fii Ushuuli bihil Jadiid, tiga jilid, UniversitasDamaskus, cetakan kesepuluh, sejak tahun 1966.6) Nazhariyyah adh-Dharuurah asy-Syar‟iyyah, Dirasah Muqaranah,cet.III, Muassasah ar-Risalah, Damaskus, dan Beirut, sejak tahun1967 M.7) Nazhariyyah ad-Dhamaan au Ahkaamul Mas‟uliyyah al-Madaniyyahwal Jinaa‟iyyah fil Fiqhil Islaamii, Diraasah Muqaaranah, cet.III,Darul Fikr, Damaskus, sejak tahun 1970 M.8) An-Nushuush al-Fiqhiyyah al-Mukhtaarah: taqdim, ta‟liq, tahlil.Darul Kitab, Damaskus, 1968 M.9) Nizhaamul Islam-tiga bagian (Nizhaamul Aqidah, Nizhamul Hukmiwal Alaqaat ad-Dauliyyah, Musykilaatul Alaam alIslami alMu‟aashir), Universitas Qayunis, Banghari, Tahun 1974, dua kalicetak. Cetakan ketiga dan keempat di Daaru Qutaibah, Damaskus,sejak tahun 1993 M.

1910) Ahkaamul Ibaadaat „alal Madzhab al-Maliki, DarulQalam, Dubai,tahun 198 M.11) Al-Fiqhul Islaami „alal Madzhab al-Maliki, empat juz, FakultasDakwah al-Islamiyyah, Damaskus, Tripoli, tahunB1991:a. Fiqhul Ibadaat.b. Al-Mu‟amalah al-Maliyyah.c. Az-Zawaaj wath-Thalaq.d. Al-Uquubaatasy-Syar‟iyyyah wal Ufuqiyyah wasy-Syahaadaat.12) Ushulul Fiqh (ringkasan), Fakultas Dakwah Islamiyyah, Damaskus,Tripoli, tahun 1911 M.13) Al-Washaayaa wal Waaf, Darul Fikr, Damaskus, 1998 M.14) Al-„Uquud al-Musamaah fii Qanuunil Mu‟aamalaat alMadaniyyahal-Imaaraati wal Qanuun al-Madani al-Urduni, 1986.15) Al-„Alaaqaat ad-Dauliyyah fil Islaam, cet.II, Mu‟assasah Risaalah,Damaskus, Beirut, Amman, 1981 M.16) Al-„Uquubaat asy-Syar‟iyyah wa Asbaabuhaa, bersama dengan Dr.Ramadhan Ali as-Sayyid, Darul Qalam, Dubai, 1988 M.17) Fiqhul Mawaarits, bersama dengan Dr. Ra‟fat Usman, Ramadhan Alias-Sayyid, Darul Qalam, Dubai, 1988.18) aranatil Adyaan) diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,Maktabah Abbasiyah, Damaskus, sejak tahun 1973 M dan 1993 M.

2019) Juduud Taqniinil Fiqhil Islami, Muassasah Risalah, Damaskus danAmman, sejak tahun 1987.20) Ubadah ibnush Shaamit, cet. III, Darul Qalam, Damaskus, sejaktahun 1977 M.21) Usamah bin Zaid, cet. III, Darul Qalam, Damaskus, sejak tahun 1974M.22) Sa‟id ibnul Musayyab, cet. III, Darul Qalam, Damaskus, sejak tahun1974 M.23) Umar bin Abdul Aziz, al-Khalifah ar-Raasyiid al-„Adil, cet. II, DarQutaibah, Damaskus, sejak tahun 1980.24) Huquuqul Insaan fil Islaam, bersama penulis-penulis lain, DarThallas, Damaskus, tahun 1982 M.25) Adh-Dhawaabiith asy-Syar‟iyyah lil Akhdzi bi Aysaril Madzhaahiib,cet. II, Darul Hijrah, Damaskus dan Beirut, 1980 M, 1989 M.26) Ar-Rukhash asy-Syar‟iyyah: Ahkaamuhaa wa Dhawaabithuhaa,Darul Khair, Damaskus, 1933 M.27) Al-Islaam Diinusy-Syuraa wad-Dimuqraathiyyah, Fakultas DakwahIslamiyyah, Damaskus, 1990 M.28) Al-Islaam Diinul Jihaad laa al-„Udwaan, Fakultas DakwahIslamiyyah, Damaskus, 199029) Al-Qishshah al-Qur‟aaniyyah-Hidaayah wal Bayaan, Darul Khair,Damaskus, 1993 M.

2130) Al-Fiqhul Islaami wa Adillatuhu, delapan jilid, cet. XII, Darul Fikr,Damaskus, diterjemahkan ke dalam bahasa Turki, Malaysia sejaktahun 1984 M, sebentar lagi akan terbit cetakan ketiga belas dalam 12jilid, dengan ditambahi kajian-kajian kontemporer.31) At-Tafsiir al-Muniir fii „Aqiidah wasy Syari‟ah wal Manhaaj, 16 jilid,32 juz, cet. IV, Darul Fikr, Damaskus, diterjemahkan ke dalam bahasaTurki.32) Ushuulul Fiqhil Islaamii, 2 jilid, cet. III, Darul Fikr, Damaskus, sejaktahun 1986 M.33) Al-Qur‟aanul Kariim-al Binyah at-Tasyri‟iyyah wal Khashaa‟ish alHadhaariyyah, Darul Fikr, Damaskus, 1993 M.34) At-Tafsiir al-Wajiiz, Darul Fikr, Damaskus, cet. II 1993, 1995 M.35) Al-Fiqhul Hanbali al-Muyassar bi Adillatihi wa Tathbiiqaatihi alMu‟aashirah, siap cetak, empat juz.36) Al-Ashaalah wal Mu‟aashirah, enam bahasan, Darul Maktabi,Damaskus, 1995:a. Aqdut-Ta‟miinb. Ad-Da‟wah al-Islaamiyyah wa Ghairul Muslimin.c. Al-Mas‟uuliyyah „an fi‟l ghair.d. Al-Khahaa‟ish al-Kubraa li Huquuqil Insaan fil Islaam.e. Al-Mas‟uuliyyahan-Nasyi‟ah „anil Asyyaa‟ wal Alaat.

22f.Al-Islaam wal Imaan wal Ihsaan.53. Karir Akademis Wahbah az-ZuhailiSetelah memperoleh ijazah Doktor, pekerjaan pertama SyaikhWahbah az-Zuhailli adalah staf pengajar pada Fakultas Syariah,Universitas Damaskus pada tahun 1963 M, kemudian menjadi asistendosen pada tahun 1969 M dan menjadi Profesor pada tahun 1975 M.Sebagai guru besar, ia menjadi dosen tamu pada sejumlah Univesritasdi Negara-Negara Arab, seperti pada Fakultas Syariah dan Hukum sertaFakultas Adab Pascasarjana Universitas Benghazi, Libya; danUniversitas Khurtum, Universitas Ummu Darman, Universitas Afrikayang ketiganya berada di Sudan. Beliau juga pernah mengajar padaUniversitas Emirat Arab.Beliau juga sering menghadiri berbagai seminar internasionaldan mempresentasikan makalah dalam berbagai forum ilmiah dinegara-negara Arab termasuk di Malaysia dan Indonesia. Ia jugamenjadi anggota tim redaksi berbagai jurnal dan majalah, dan staf ahli5Wahbah az-Zuhaili, “Al-Fiqhul Islami wa adilatuhu” Terj. Abdul HayyieAl-Kattani, dkk, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jilid 10, (Jakarta, Gema Insani, 2011),p.537-538.

23pada berbagai lembaga riset fikih dan peradaban Islam di Suriah,Yordania, Arab Saudi, Sudan, India, dan Amerika.64. Guru-guru Wahbah az-Zuhaili.Ketika seseorang itu dikatakan tokoh dalam keilmuankemudian memiliki nilai akademis yang memuaskan, tentunya karenaadanya peran dari seorang guru yang sudah membimbing danmengajarinya. Demikian juga halnya dengan Wahbah al-Zuhailli,penguasaan beliau terhadap berbagai disiplin keilmuan karenabanyaknya para syaikh yang beliau datangi dan berguru kepadanya.Yaitu: Muhammad Hashim al-Khatib al-Syafie, (w. 1958M) seorangkhatib di Masjid Umawi. Beliau belajar darinya fiqh al-Syafie;mempelajari ilmu Fiqh dari Abdul Razaq al-Hamasi (w. 1969M); ilmuHadits dari Mahmud Yassin (w.1948M); ilmu faraid dan wakaf dariJudat al-Mardini (w. 1957M), Hassan al-Shati (w. 1962M), ilmu Tafsirdari Hassan Habnakah al-Midani (w. 1978M); ilmu bahasa Arab dariMuhammad Shaleh Farfur (w. 1986M); ilmu usul fiqh dan MustalahHadits dari Muhammad Lutfi al-Fayumi (w. 1990M); ilmu akidah dankalam dari Mahmud al-Rankusi.6az-Zuhaili, “Akhlāq al-Muslim: „Alāqatuhū bi al-Mujtama‟” Terj. AbdulAziz, Ensiklopedia Akhlak Muslim: Berakhlak Dalam Masyarakat, P. 1

24Sementara selama di Mesir, beliau berguru pada MuhammadAbu Zuhrah, (w. 1395H), Mahmud Shaltut (w. 1963M) Abdul RahmanTaj, Isa Manun (1376H), Ali Muhammad Khafif (w. 1978M), Jad alRabb Ramadhan (w.1994M), Abdul Ghani Abdul Khaliq (w.1983M)dan Muhammad Hafiz Ghanim. Di samping itu, beliau amat terkesandengan buku-buku tulisan Abdul Rahman Azam seperti al-Risalah alKhalidah dan buku karangan Abu Hassan al-Nadwi berjudul Ma dzaKhasira al-„alam bi Inkhitat al-Muslimin.7B. Sekilas Tentang Tafsir Al-MunirDari sekian karya Wahbah, Tafsir al-Munir bisa dibilang karyamonumentalnya, dalam tafsir ini, ia membahas seluruh ayat Alqurandari surat al-fātiḫah hingga surah an-Nas, namun penjelasannyadidasarkan atas topik-topik tertentu.Dalam al-mufassirun Hayatuhum wa manhajuhum, Ali Iyazimengatakan bahwa tafsir Wahbah ini menggabungkan corak tafsir biar-Ra‟yi (berdasarkan akal) dan bi ar-riwayat (berdasarkan riwayat),serta menggunakan bahasa kontemporer yang jelas dan mudah7aziz, “Implikasi Nilai-Nilai Ibadah Puasa Terhadap Pendidikan Karakter :studi tentang puasa dalam kitab Al-Fiqh Al-Islam Wa Adillatuhu, karya Prof. Dr.Wahbah Az-Zuhaili” p.71-73.

25dimengerti. Ia mulai menulis tafsir ini setelah merampungkan duabukunya, Usul al-fiqh al-Islamy dan fiqh al-Islamy wa adillatuhu.81. Sejarah Tafsir Al-MunirTafsir ini ditulis berdasar atas perhatian Wahbah az-Zuhailiatas pandangan sejumlah kalangan yang menyudutkan tafsir klasiksebab tidak mampu menawarkan solusi atas problematika melakukanpenyimpangan interpretasi terhadap ayat Alquran dengan dalihpembaharuan.Karena itulah, Wahbah az-Zuhaili berpendapat bahwa tafsirklasik harus dikemas dengan gaya bahasa kontemporer dan metodeyang konsisten sesuai dengan ilmu pengetahuan modern tanpa adapenyimpangan interpretasi. Lalu lahirlah Tafsir al-Munir yangmemadukan orisinalitas tafsir klasik dan keindahan tafsir kontemporer.9Dibandingkan dengan kedua Tafsῑir al-Wajῑz dan Tafsῑr alwasῑṯ, maka Tafsῑr al-Munῑr ini lebih lengkap pembahsannya, yaknimengkaji ayat-ayatnya secara komprehensif, lengkap dan mencakupberbagai aspek yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pembaca.8Ghofur, Mozaik Mufasir Alquran: Dari Klasik Hingga Kontemporer, p.9Ghofur, Mozaik Mufasir Alquran: Dari Klasik Hingga Kontemporer, p.138138-139.

26Karena, dalam pembahsannya mencantumkan Asbᾱb an-Nuzūl,Balᾱghah, I‟rᾱb serta mencantumkan hukum-hukum yang eliaumengelompokan antara yang Ma‟tsur dengan yang Ma‟qul. Sehinga,penjelasan mengenai ayat-ayatnya selaras dan sesuai dengan penjelasanriwayat-riwayat yang sahih, serta tidak mengabaikan penguasaan ilmuilmu keIslaman, seperti pengungkapan kemukjizatan ilmiah dan gayabahasa.10Di samping terdapat perbedaan mengenai ketiga tafsir di a-samabermaksud menjelaskan ayat-ayat Alquran secara komprehensif angberdasarkan pokok-pokok tema pembahasan.2.Metode Tafsir Al-MunirDalam muqaddimahnya, Wahbah al-Zuhaili terlebih dahulumenjelaskan beberapa pengetahuan penting yang sangat dibutuhkandalam penafsiran Alquran. Seperti:1. Definisi Alquran, cara turunnya, dan pengumpulannya10Wahbah az-Zuhaili, “At-Tafsirul-Munir: Fil „Aqidah wasy-Syarii‟ah walmanhaj”, Terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, Tafsῑr al-Munῑr al-„Aqῑdah wa alSyari‟ah wa al-Manhaj, jilid 1 (juz 1-2), (Jakarta: Gema Insani, 2014), P.xv-xvi

272. Cara penulisan Alquran dan Rasm Usmanī3. Menyebutkan dan menjelaskan Ahruf Sab‟ah dan Qirā‟ahSab‟ah.4. Penegasan terhadap Alquran yang murni sebagai kalam mukjizatannya.5. Keontetikan Alquran dalam menggunakan bahasa Arab danpenjelasan mengenai menggunakan penerjemahan ke bahasalain.6. Menyebutkan dan menjelaskan tentang huruf-huruf yangterdapat diawal surah (hurūf Muqaṯṯa‟ah).7. Menjelaskan kebalāghahan Alquran seperti tasybīh, isti‟ārah,majāz, dan kināyah dalam Alquran.11Adapun tentang Metode penulisan Tafsir al-Munir ini, secaraumum adalah mengopromikan sumber-sumber atau riwayat yangma‟tsur dan yang ma‟qul. Dan untuk mengetahui pembahasan yanglebih detailnya mengenai metode yang digunakan maka dapat dilihatsebagaimana berikut ini:11az-Zuhaili, “At-Tafsirul-Munir: Fil „Aqidah wasy-Syarii‟ah wal manhaj”,Terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, Tafsῑr al-Munῑr al-„Aqῑdah wa al-Syari‟ah wa alManhaj, jilid 1 (juz 1-2),.P.1-28

281. Membagi ayat-ayat Alquran kedalamsatuan-satuan topikdengan judul-judul penjelasan.2. Menjelaskan kandungan setiap surah secara global.3. Menjelaskan aspek kebahasaan.4. Memaparkan sebab-sebab turunnya ayat dalam riwayat yangpaling shahih dan mengesampingkan riwayat yang lemah, sertamenerangkan kisah-kisah para nabi dan peristiwa-peristiwabesar Islam, seperti perang Badar dan Uhud, dari buku-bukusirah yang paling dapat dipercaya.5. Tafsir dan penjelasan.6. Hukum-hukum yang di petik dari ayat-ayat.7. Menjelaskan balaaghah (retorika) dan I‟raab (sintaksis) banyakayat agar hal itu dapat membantu untuk menjelaskan maknabagi siapapun yang menginginkannya, tetapi dalam hal ini sayamenghindari istilah-istilah yang menghambat pemahaman tafsirbagi orang yang tidak ingin memberi perhatian kepada aspek[balaaghan dan I‟raab] tersebut.1212az-Zuhaili, “At-Tafsirul-Munir: Fil „Aqidah wasy-Syarii‟ah wal manhaj”,Terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, Tafsῑr al-Munῑr al-„Aqῑdah wa al-Syari‟ah wa alManhaj, jilid 1 (juz 1-2),.P. xviii

29Sedapat mungkin Wahbah az-Zuhaili mengutamakan tafsirmaudhu‟I (tematik), yaitu menyebutkan tafsir ayat-ayat Alquran yangberkenaan dengan suatu tema yang sama seperti jihad, hudud, waris,hokum-hukum pernikahan, riba, dan khamar.133.Corak PenafsiranDengan melihat pada corak-corak penafsiran, sebagaimanayang dikemukakan oleh abdul al-Hayy al-farmawi dalam bukunyaMetode Tafsir al-Maudhū‟ῑ, bahwa terdapat tujuh corak dalampenafsiran.Di anataranya adalah Tafsῑr bi al-Ma‟tsur, Tafsῑr bi Ra‟yῑ,Tafsῑr al-Shufi, Tafsῑr al-Fiqhi, Tafsῑr al-Falsafi, Tafsῑr al-„Ilmῑ, danTafsῑr adab al-Ijtima‟ῑ.14Demikian halnya dengan Tafsῑr al-Munῑr yang juga memilikicorak penafsiran tersendiri. Dengan melihat dari manhaj dan metodeyang digunakan serta analisa dari penilaian penulis lainnya bahwacorak penafsiran Tafsῑr al-Munῑr ini adalah bercorak kesastraan(„adabῑ) dan sosial kemasyrakatan (ijtima‟ῑ) serta adanya nuansa13az-Zuhaili, “At-Tafsirul-Munir: Fil „Aqidah wasy-Syarii‟ah wal manhaj”,Terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, Tafsῑr al-Munῑr al-„Aqῑdah wa al-Syari‟ah wa alManhaj, jilid 1 (juz 1-2),.P. xvi.14Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, “Al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudhu‟iy :Diraah Manhajiah Mawdhu‟iyah”, Terj. Suryan A. Jamran, Metode Tafsir Maudhu‟i:Sebuah Pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), p.12.

30kefiqihian (fiqh) yakni karena adanaya penjelasan hukum-hukum yangterkandung di dalamnya. Bahkan sebagaimana telah disinggungsebelumnya meskipun juga bercorak fiqh dalam pembahasannya akantetapipenjelasannyamenyesuaikan denganperkembangan dankebutuhan yang terjadi pada masyarakat. Sehingga, bisa dikatakancorak penafsiran Tafsir al-Munir sebagai corak yang ideal karenaselaras antara „adabi, ijtima‟ῑ dan fiqhinya.4.Sumber-sumber penulisan Tafsir �nHayâtuhum wa Manahijuhum, mengatakan bahwa pembahasan kitabtafsir ini menggunakan gabungan antara tafsîr bi al-Ma‟tsûr15 dengantafsîr bi ar-ra‟yi16, serta menggunakan gaya bahasa dan ungkapan yangjelas, yakni gaya bahasa kontemporer yang mudah dipahami bagigenerasi sekarang ini. Oleh sebab itu, beliau membagi ayat-ayat15Yang dimaksud tafsir bi al-ma‟tsur adalah tafsir yang disandarkan kepadariwayat-riwayat yang shahih secara tertib yang sebagaimana telah diceritakan dalamsyarat-syarat mufassir, antara lain: menafsirkan Alquran dengan Alqura, atau denganas-Sunnah karena sunah merupakan penjelas bagi Kitabullah, atau dengan riwayatriwayat dari tabi‟in besar sebab mereka telah menerimanyadari para sahabat. LihatMashuri Sirojuddin Iqbal dan A. Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir (Bandung: Angkasa,2005), P.114.16Yang dimaksud tafsir bi ar-ra‟y adalah penafsiran al-Qur‟an yangdilakukan berdasarkan ijtihad mufassir setelah mengenali terlebih dahulu BahasaArab asbab an-nuzul, nasikh mansukh, dan hal-hal lainyang diperlukan oleh lazimnyaseorang penafsir. Lihat Al-Farmawi, “Al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudhu‟iy : DiraahManhajiah Mawdhu‟iyah”, Terj. Suryan A. Jamran, Metode Tafsir Maudhu‟i: SebuahPengantar, p. 14

31berdasarkan topik untuk memelihara bahasan dan penjelasan didalamnya.1717Abbas, “ Tafsir Al-Munir fi al-„Aqidah wa Asy-Syari‟ah wa /22/tafsir-munir-wahbah-az-zuhayli/ (diaksespada 18 Mei 2018).

Riwayat hidup Wahbah az-Zuhaili Wahbah az-Zuhaili adalah seorang ulama fiqih kontemporer . Motto hidupnya adalah, “Inna sirra an-najah fi al-hayah ihsan . Juduud Taqniinil Fiqhil Islami, Mua