
Transcription
Kantor PusatJl. Letjen Suprapto Kav. 20, No. 14, Cempaka Putih,PO. Box 1391 / JKT, Jakarta 10510 IndonesiaTelp. 62 21 421 2938 (hunting), 424 6063,Fax. 62 21 421 2940Website : www.bpjs-kesehatan.go.idPanduan ManualVerifikasi KlaimINA-CBGEdisi 2
Panduan ManualVerifikasi KlaimINA-CBGEdisi 2
Daftar IsiDaftar IsiBerita Acara .Kata Pengantar.Bab I Manual koding.I.Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu .II. Neoplasma .III. Penyakit Darah, Organ Pembuat Darah, danKelainan Tertentu Yang Melibatkan Mekanisme Imun .IV. Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik .V. Kelainan Jiwa dan Tingkah Laku .VI. Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi .VII. Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan .VIII. Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan .IX. Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutis .X. Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius .XI. Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas .XII. Kondisi Tertentu Yang Dimulai Pada Periode PerinatalXIII. Malformasi, Deformasi Dan Kelainan KromosomKongenital.XIV. Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis DanLaboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain .XV. Cedera, Keracunan, dan Akibat Lain TertentuPenyebab Eksternal.XVI. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi StatusKesehatan dan Kontak Dengan Pelayanan Kesehatan .Tindakan / Prosedur .I.Operasi pada Sistem Saraf.II. Operasi pada Mata .III. Operasi pada Telinga .IV. Operasi pada Sistem Pernapasan .ii112226293738506166687885868794979999101103104i
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGV. Operasi pada Sistem Kardiovaskular.VI. Operasi pada Sistem Pecernaan .VII. Operasi pada Sistem Saluran Kencing .VIII. Operasi pada Organ Kelamin Laki-Laki .IX. Operasi pada Organ Kelamin Perempuan.X. Prosedur/Tindakan Obstetrik .XI. Operasi pada Sistem Muskuloskeletal.XII. Operasi pada Sistem Integumentary .XIII. Prosedur/Tindakan Diagnostik dan Terapeutik LainnyaBab II Administrasi .Bab III Kasus Medis .ii105107112114115117120124127139151
Daftar IsiKATA PENGANTARSesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SistemJaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentangBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), BPJS Kesehatansebagai Badan Penyelenggara merupakan badan hukum publik yang dibentukuntuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagiseluruh rakyat Indonesia, diamanatkan untuk mengembangkan sistempelayanan kesehatan, sistem kendali mutu dan kendali biaya, serta sistempembayaran pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif guna tercapainyasustainibilitas program JKN.Beberapa upaya kendali mutu dan kendali biaya telah dilakukan sejakberoperasionalnya BPJS Kesehatan. Salah satu kendali biaya yang telahdilakukan adalah melalui upaya penyelesaian klaim-klaim bermasalahyang diinventarisir baik dari BPJS Kesehatan maupun dari KementerianKesehatan. Bentuk kesepakatan upaya penyelesaian klaim bermasalahantara BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan Organisasi Profesidituangkan pertama kali dalam Surat Edaran Sekretaris Jenderal KementerianKesehatan Nomor HK 03.03/X/1185/2015 tentang Pedoman PenyelesaianPermasalahan Klaim INA-CBG dalam Penyelenggaraan JKN yang memuattentang 17 (tujuh belas) kasus permasalahan koding dan 18 (delapan belas)kasus permasalahan klinis. Tidak berhenti sampai di situ, penyempurnaanterhadap upaya penyelesaian permasalahan klaim terus dilakukanhingga diterbitkannya Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.03.03/MENKES/63/2016 dan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.03.03/MENKES/518/2016 tentang Pedoman Penyelesaian Permasalahan Klaim INACBG dalam Penyelenggaraan JKN yang mana dalam Surat Edaran terakhirtelah disepakati penyelesaian terhadap 20 (dua puluh) kasus permasalahankoding, 49 (empat puluh sembilan) kasus permasalahan klinis, serta 2 (dua)kasus permasalahan klinis dan mekanisme pengajuan klaim.iii
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGPada tahun 2018 ini, BPJS Kesehatan bersama Kementerian Kesehatankembali menyusun penyelesaian terhadap permasalahan klaim yangdituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Bersama mengenai PanduanPenatalaksanaan Solusi Permasalahan Klaim INA CBG Tahun 2018. DalamBerita Acara tersebut terdiri dari 281 (dua ratus delapan puluh satu) kasusdengan rincian 208 (dua ratus delapan) kasus permasalahan koding, 63(enam puluh tiga) kasus permasalahan medis/klinis, dan 10 (sepuluh) kasuspermasalahan administrasi pengajuan klaim.Panduan Manual Verifikasi Klaim INA CBG Edisi 2 ini, disusun berdasarkandiagnosa dan prosedur terbanyak yang terdiri atas manual verifikasi terkaitkoding, aspek klinis, dan administrasi. Diharapkan dengan adanya ManualVerifikasi Klaim INA CBG Edisi 2 ini dapat meminimalisir terjadinya disputeclaim baik dari sisi koding, klinis, maupun administrasi.Jakarta,Desember 2018Kedeputian Bidang JPKRBPJS Kesehataniv
Panduan ManualVerifikasi KlaimINA-CBGEdisi 2KODING
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit TertentuDIAGNOSISI. Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu1Diagnosa: Typhoid Fever (A01)Prosedur: -Aspek Koding: Typhoid feverInfection due to Salmonella typhi A01.0Paratyphoid fever A A01.1Paratyphoid fever B A01.2Paratyphoid fever C A01.3Paratyphoid fever, unspecified A01.4 - Infectiondue to Salmonella paratyphi NOSPerhatian Khusus: Penegakan diagnosis sesuai dengan KeputusanMenteri Kesehatan RI Nomor HK. 02.02/MENKES/514/2015.Perhatikan Dagger dan Asterisk.2Diagnosa: Typhoid pada kehamilan (dirawat oleh dokterspesialis dalam)Prosedur: -Aspek Koding: Jika tidak ada diagnosis lainnya, maka pengkodeanuntuk kasus tifoid pada kehamilan menggunakankode O98.8 sebagai diagnosis utama dan kodeA01.0 sebagai diagnosis sekunderPerhatian Khusus: Sesuai PMK No.76 Tahun 2016.Jika dalam ICD-10 terdapat catatan seperti Use1
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGadditional code, if desired, to identify specifiedcondition, maka kode tersebut dapat digunakansesuai dengan kondisi pasien.3Diagnosa: Penggunaan kode kombinasi untuk Typhoid fever(A01) dengan Diarrhoea and gastroenteritis ofpresumed infectious origin menjadi SalmonellaenteritisProsedur: -Aspek Koding: Sesuai dengan instruksi excludes pada volumeI sub bab other gastroenteritis and colitis ofinfectious and unspecified origin fever (A09)yang menyatakan gastroenteritis and colitis dueto bacterial, protozoal, viral and other specifiedinfectious agents mengarah pada kode spesifiksesuai dengan organismenya (A00-A08). Sehinggakode A09 seharusnya tidak dikoding lagi apabilasudah ada typhoid fever (A01.0) yang tegaksecara medis. Tidak ada instruksi khusus untukmenggabungkan antara A01.0 dengan A09 menjadisalmonella, enteritis (A02.0) baik dari volume Imaupun III.Perhatian Khusus: -4Diagnosa: Diare (A09)Prosedur: -2
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit TertentuAspek Koding: Diare noninfeksius menggunakan kode : K52.9Diare noninfeksius pada neonatus menggunakankode: P78.3.Mohon diperhatikan pada ICD-10 Revisi Tahun2010 terkait koding A09.- A09.0 dan A09.9digunakan untuk diare yang penyebabnya tidakdiketahui penyebabnya. Jika penyebab diaresudah diketahui maka gunakan kode spesifik.Jika disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, danorganisme spesifik lainnya : A00-A08.ICD 10 2010 Volume 1A09 Other gastroenteritis and colitis of infectiousand unspecified originExcludes: due to bacterial, protozoal, viral andother specified infectious agents (A00-A08)Noninfective (see noninfectious) diarrhoea (K52.9)· neonatal ( P78.3 )Perhatian Khusus: Diare yang merupakan gejala/bagian dari suatuinfeksi (contoh: Thypoid) tidak perlu dikodingterpisah dari penyakit utamanya sebagai sumberinfeksi atau tidak dijadikan DU.Contoh : GE akibat infeksi Entamoeba Histolyticadisebut disentri dikoding dengan menggunakankode A06.0Sesuai ICD 10 2010 Volume 1, diagnosa diarrhoeaand gastroenteritis of presumed infectious origin(A09) dengan Typhoid fever (A01.0) dikodekombinasi dengan Typhoid fever (A01.0)3
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG5Diagnosa: TB dengan Pneumonia/Bronkhopneumoniamenggunakan kode gabung yaitu A15/A16Prosedur: -Aspek Koding: Secara kaidah ICD 10 terdapat kode A16.2Tuberculosis of lung dengan penjelasan bahwakondisi Tuberculous pneumonia sudah termasuk(include) dalam kode A16.2.Perhatian Khusus: -6Diagnosa: Tuberculosis of lung, confirmed by culture only(A15.1)Prosedur: -Aspek Koding: A15.1 Tuberculosis of lung, confirmed by cultureonlyHanya digunakan pada TB paru yang sudahditegakan melalui kultur.Perhatikan pada sub bab (A15-A19)termasuk kondisi : infeksi yang disebabkan olehMycobacterium tuberculosis dan MyocobacteriumbovisPerhatikan pada kondisi TB paru yang lainyadigunakan kode tersendiri:congenital tuberculosis : P37.0human immunodeficiency HIV disease resulting intuberculosis : B20.0pneumoconiosis associated with tuberculosis : J654
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentusequelae of tuberculosis : B90silicotuberculosis : J65Perhatian Khusus: -7Diagnosa: Tuberculosis of lung, confirmed histologically(A15.2)Prosedur: -Aspek Koding: A15.2 Tuberculosis of lung, confirmedhistologicallyHanya digunakan pada TB paru yang sudahditegakan melalui pemeriksaan histologis.Perhatikan pada sub bab (A15-A19)termasuk kondisi : infeksi yang disebabkan olehMycobacterium tuberculosis dan MyocobacteriumbovisPerhatikan pada kondisi TB paru yang laiinyadigunakan kode tersendiri:congenital tuberculosis : P37.0human immunodeficiency HIV disease resulting intuberculosis : B20.0pneumoconiosis associated with tuberculosis : J65sequelae of tuberculosis : B90silicotuberculosis : J65Perhatian Khusus: -5
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG8Diagnosa: Tuberculosis of lung, confirmed by unspecifiedmeans (A15.3)Prosedur: -Aspek Koding: A15.3 Tuberculosis of lung, confirmed byunspecified meansDigunakan pada kondisi TB paru yang sudah tegaknamun tidak dapat dipastikan secara bakteriologiataupun histologis.Perhatikan pada kondisi TB paru yang lainyadigunakan kode tersendiri:congenital tuberculosis : P37.0human immunodeficiency HIV disease resulting intuberculosis : B20.0pneumoconiosis associated with tuberculosis : J65sequelae of tuberculosis : B90silicotuberculosis : J65Perhatian Khusus: -9Diagnosa: Tuberculous pleurisy, conf bacteriologically/his’y(A15.6)Prosedur: -Aspek Koding: A15.6 Tuberculous pleurisy, confirmedbacteriologically and histologicallyTuberculosis of pleura6
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit TertentuTuberculosis empyema -- comfirmedbacteriologically and histologicallyExcludes : in primary respiratory tuberculosis,confirmed bacteriologically and histologically(A15.7)Perhatian Khusus: Perhatikan pada sub bab (A15-A19)Includes : infections due to Mycobacteriumtuberculosis and Myocobacterium bovisExcludes : congenital tuberculosis (P37.0)human immunodeficiency HIV disease resulting intuberculosis (B20.0)pneumoconiosis associated with tuberculosis(J65)sequelae of tuberculosis (B90,-)silicotuberculosis (J65)10Diagnosa: Tb lung without mention of bacteriological orhistological confirmation (A16)Prosedur: -Aspek Koding: Kriteria inklusi sub bab:Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacteriumtuberculosis and Mycobacterium bovisKriteria eksklusi sub bab:congenital tuberculosis (P37.0)human immunodeficieny [HIV] disease resulting intuberculosis (B20.0)pneumoconiosis associated with tuberculosis(J65)7
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGsequelae of tuberculosis (B90.-)silicotuberculosis (J65)Kriteria inklusi : bronkiektasis, fibrosis paru,pneumonia, pneumothorax (tidak perlu dikodingterpisah)Perhatian Khusus: Hanya digunakan untuk infeksi tuberkulosa padaparu.Untuk organ lain digunakan koding tersendiri,contoh: meningitis tuberkulosis (A17) , Tb tulangdan sendi (A18), kondisi multipel (A19). Catatankondisi multiple (A19) pada ICD 10 Vol. I lebihmengarah pada kondisi TB MiliaryPerhatikan kesesuaian kode TB dengan organ dandengan pemeriksaan penunjang (bakteriologisdan histologis). Jika hasil pemeriksaan penunjangpositif Tb maka gunakan kode A15.Cermati ICD 10 volume 1 dan 3 untuk kaidah dandagger asterisk.11Diagnosa: Tuberculosis of lung, bacteriologically & histolog’yneg (A16.0)Prosedur: -Aspek Koding: A16.0 Tuberculosis of lung, bacteriologically andhistologically negativeDigunakan pada kondisi TB paru dengan hasilpemeriksaan bakteriologi dan histologi negatif.8
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit TertentuTermasuk didalamnya kondisi tuberculous :- bronchiectasisbacteriologically- fibrosis of lungand histologically- pneumonianegative- pneumothoraxPerhatikan pada sub bab (A15-A19)Includes : infections due to Mycobacteriumtuberculosis and Myocobacterium bovisExcludes : congenital tuberculosis (P37.0)human immunodeficiency HIV disease resulting intuberculosis (B20.0)pneumoconiosis associated with tuberculosis(J65)sequelae of tuberculosis (B90,-)silicotuberculosis (J65)Perhatian Khusus: -12Diagnosa: Tuberculosis lung bact and histological examin notdone (A16.1)Prosedur: -Aspek Koding: A16.1 Tuberculosis of lung, bacteriological andhistological examination not doneConditions listed in A16.0, bacteriological andhistological examination not donePerhatikan pada sub bab (A15-A19)Includes : infections due to Mycobacteriumtuberculosis and Myocobacterium bovisExcludes : congenital tuberculosis (P37.0)9
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGhuman immunodeficiency HIV disease resulting intuberculosis (B20.0)pneumoconiosis associated with tuberculosis(J65)sequelae of tuberculosis (B90,-)silicotuberculosis (J65)Perhatian Khusus: -13Diagnosa: TB dengan MalnutrisiProsedur: -Aspek Koding: Kode kombinasi TB (A16.9) dengan malnutrisihanya untuk kasus marasmus yaitu kode E41.Perhatian Khusus: Kriteria malnutrisi sesuai dengan PNPK PDGKI.14Diagnosa: Diagnosa utama TB dengan diagnosa sekunderPneumonia/Bronkhopneumonia dan septicaemiaProsedur: -Aspek Koding: Kode Pneumonia (J18.9) dengan TB Paru(A15.2 atau A16.2) sudah termasuk dalam kodeA15.2 atau A16.2 (pastikan hasil pemeriksaanpenunjang).Kode A16.2 digunakan untuk TB Paru tanpapemeriksaan bacteriologi atau histologi.Tidak ada instruksi includes / excludes secaralangsung dari kode pneumonia, unspecified(J18.9) dengan septicaemia, unspecified (A41.9)baik dari volume I maupun III. Kode septicaemia10
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentudue to streptococcus pneumoniae (A40.3)dapat digunakan apabila sepsis yang sudahjelas disebabkan oleh organisme spesifik yaitustreptococcus pneumoniae yang tegak secaramedis.Perhatian Khusus: -15Diagnosa: Sepsis dengan shock sepsis (A41.9 R57.2)Prosedur: -Aspek Koding: Sesuai dengan ICD 10 Vol. I Tahun 2010 bahwauntuk kode Sepsis, unspesified (A41.9) termasukseptic shock dan septicaemia dan terdapat catatanUse additional code (R57.2), if desired, to identifyspesified condition.Perhatikan Exclude :bacteraemia NOS (A49.9)during labour (O75.3)following:- abortion or ectopic or molar pregnancy (O03O07, O08.0)- immunization (T88.0)- infusion, transfusion or therapeutic injection(T80.2)sepsis (due to)(in):- actinomycotic (A42.7)- anthrax (A22.7)- candidal (B37.7)- Erysipelothrix (A26.7)- extraintestinal yersiniosis (A28.2)11
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG- gonococcal (A54.8)- herpesviral (B00.7)- listerial (A32.7)- meningococcal (A39.2-A39.4)- neonatal (P36.-)- postprocedural (T81.4)- puerperal (O85)- streptococcal (A40.-)- tularaemia (A21.7)septic:- melioidosis (A24.1)- plague (A20.7)- toxic shock syndrome (A48.3)Perhatian Khusus: Perhatikan tatalaksana16Diagnosa: Shock sepsisProsedur: -Aspek Koding: Sesuai dengan ICD 10 Tahun 2010, Shock sepsismenggunakan kode R57.2Perhatian Khusus: Pasien datang dengan kondisi klinis shock sepsis.Perhatikan tatalaksana untuk kondisi shock sepsis.17Diagnosa: Kode kombinasi A41.9 dengan J18.9 menjadiA40.3Prosedur: -Aspek Koding: Tidak ada instruksi includes / excludes secaralangsung dari kode pneumonia, unspecified12
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu(J18.9) dengan septicaemia, unspecified (A41.9)baik dari volume I maupun III. Secara kaidah,kedua kode digunakan bersamaan.Perhatian Khusus: Kode septicaemia due to streptococcuspneumoniae (A40.3) digunakan apabilasudah tegak ditemukan kuman streptococcuspneumoniae pada penunjang medis.18Diagnosa: Pada kasus dengan Septicaemia, unspecified(A41.9) dan Cardiogenic shock cukup dikodedengan Septicaemia, unspecifiedProsedur: -Aspek Koding: Kaidah ini hanya berlaku pada mortality code,sedangkan yang digunakan dalam pengajuan klaimadalah morbidity code. Pada kaidah morbiditytidak ada instruksi includes / excludes dari kodesepticaemia, unspecified (A41.9) dengan kodecardiogenic shock (R57.0) baik dari volumeI maupun III sehingga cardiogenic shock dapatdikoding.Perhatian Khusus: Pengajuan klaim menggunakan kaidah morbiditycode.19Diagnosa: Gas Gangrene (A48.0)Prosedur: -Aspek Koding: Sesuai kaidah ICD-10 Tahun 2010 jika gangrenesaja dapat dikode R02, Gas Gangrene dikode13
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGA48.0 dan gangrene pada DM diberi kode E10-E14(sesuai dengan jenis DM) dengan digit terakhir .5(contoh Gangrene DM Tipe 2 di kode E11.5).R02 Gangrene, not elsewhere classifiedPerhatikan pada sub bab ICD 10 Volume 1 :R02 Ganrene, NECkecuali pada kondisi :- atherosclerosis (I70.2)- diabetes mellitus (E10-E14 with common fourthcharacter. 5)- other peripheral vascular disease (I73,-)gangrene of certain specified sites- see Alphabetical Indexgas gangrene (A48.0)pyoderma gangrenosum (L88)Perhatian Khusus: -20Diagnosa: “Kombinasi Diagnosis A419 Septicaemia,unspecified, Diagnosis R571 Hypovolaemic shockKode revisi A419 Septicaemia, unspecifiedProsedur: -Aspek Koding: Tidak ada kriteria excludes dan includes pada ICD10 volume I dan III, sehingga A41.9 dan R 57.1tidak bisa digabungkanPerhatian Khusus: Kode A41.9 dan R57.1 dapat dikoding bersamaan14
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu21Diagnosa: Bacterial infection, unspecified (A49.9)Prosedur: -Aspek Koding: A49.9 Bacterial infection, unspesifiedBacteraemia NOSPada kategori A49 eksklusi :bacterial agent as the cause of disease classified toother chapters (B95 - B96)chlamydial infection NOS (A74.9)meningococcal infektion NOS (A39.9)rickettsial infection NOS (A79.9)spirochaetal infection NOS (A69.9)Perhatian Khusus: Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukanfokus infeksi sampai akhir episode rawat.22Diagnosa: Dengue Fever (A90)Prosedur: -Aspek Koding: Exclude :Dengue haemorrhagic fever (A91)Perhatian Khusus: -23Diagnosa: Dengue Haemorrhagic Fever (A91)Prosedur: -Aspek Koding: Dengue Haemorrhagic Fever menggunakan kodeA9115
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGPerhatian Khusus: Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS)menggunakan kode A91 sebagai diagnosis utama,penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikandengan penegakan diagnosis dan tata laksana yangdiberikan.24Diagnosa: Measles without complication (B05.9)Prosedur: -Aspek Koding: B05.9 Measles without complicationMeasles NOSPerhatikan pada kategoriIncludes : morbilliExcludes : subacute selerosing panencephalitis(A81.1)Perhatian Khusus: Kondisi measles dapat disertai dengan komplikasi.Perhatikan kode asterisk dagger untuk komplikasitersebut.Perhatikan kode asterisk dan dagger sesuaiVolume I ICD-10 Revisi Tahun 2010 ex : Measleswith Pneumonia B05.2 J17.1*25Diagnosa: Diagnosa utama HIV dengan diagnosa sekunder TBProsedur: -Aspek Koding: Menggunakan kode kombinasi B20.0 (HIV diseaseresulting in mycobacterial infection) sebagaidiagnosa utama. TB tidak dikoding sebagaidiagnosa sekunder.16
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit TertentuPerhatian Khusus: -26Diagnosa: Kombinasi Diagnosis B20.0 HIV disease resultingin mycobacterial infection Diagnosis J15.9Bacterial pneumonia, unspecifiedKode revisi B207 HIV disease resulting in multipleinfectionsProsedur: -Aspek Koding: Sesuai Permenkes 76, sebagai diagnosis utamaB20.7 dan kondisi lainnya dikoding sebagaidiagnosis sekunder.Perhatian Khusus: -27DiagnosaProsedurAspek KodingPerhatian Khusus: Kombinasi Diagnosis B20.1 HIV disease resultingin other bacterial infections Diagnosis J15.2Pneumonia due to staphylococcusKode revisi B20.7 HIV disease resulting in multipleinfections: : Sesuai Permenkes 76 Tahun 2016,sebagaidiagnosa utama B20.7 dan kondisi lainnyadikoding sebagai diagnosa sekunder. Namun perludikonfirmasi yang dimaksud infeksi bakteri padaB20.1 bukan bakteri staphylococcus.: -17
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG28Diagnosa: Koding kasus multiple infection pada pasien HIVmenggunakan kode B20.7 (HIV disease resultingin multiple infections) sebagai diagnosis primerdan kode diagnosis B23.8 (HIV disease resultingin other specified conditions) sebagai diagnosissekunderProsedur: -Aspek Koding: B23.8 digunakan untuk HIV disease resulting inother specified conditions yaitu kondisi spesifiklain yang terjadi akibat penyakit HIV.Perhatian Khusus: Pastikan tercatat dalam resume medis adahubungan sebab akibat antara HIV dengan penyakitlainnya tersebut.29Diagnosa: Viral Infection, unspecified (B34.9)Prosedur: -Aspek Koding: Kriteria eksklusi:cytomegaloviral disease NOS (B25.9)herpesvirus [herpes simplex] infection NOS(B00.9)retrovirus infection NOS (B33.3)Viral agents as the cause of diseases classified toother chapters (B97.-)Perhatian Khusus: Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinyadiketahui dan sistem organ spesifik18
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu30Diagnosa: Tinea corporis (B35.4)Prosedur: -Aspek Koding: B35.4 Tinea corporisRingworn (kurap) badanPerhatikan include pada kategori : favusinfeksi karena spesies dari EpidemophytonMicrosporum dan Trichophyton tinea, beberapatipe kecuali yang ada di B36,Perhatikan ekslude pada sub bab :untuk hypertensitivity disebabkan oleh debuorganik (J67,-)mycosis fungoides (C84.0)Perhatian Khusus: -31Diagnosa: Candidal stomatitis (B37.0)Prosedur: -Aspek Koding: B37.0 Candidal stomatitistermasuk : oral thrush (Kandidiasis pada ronggamulut)Perhatian Khusus: Termasuk kondisi Kandidosis, moniliasis.Kode tersendiri untuk kondisi : kandidiasisneonatus P37.519
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG32Diagnosa: Candidiasis, unspecified (B37.9)Prosedur: -Aspek Koding: B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskanLokasi kandidiasis tidak dijelaskan.Perhatian Khusus: Termasuk kondisi Kandidosis, moniliasis.Kode tersendiri untuk kondisi : kandidiasisneonatus P37.5Pastikan dan lakukan konfirmasi mengenai lokasilesi dan penyebab infeksi. Jika sudah spesifik,maka gunakan kode yang sesuai.33Diagnosa: Other severe and complicated plasmodiumfalciparum malaria (B50.8)Prosedur: -Aspek Koding: B50.8 Malaria plasmodium berat dan komplikasilainnya termasuk : infeksi plasmodium falsiparumyang bercampur dengan plasmodium lainnyaPerhatikan eksklusi pada sub bab : Amoebiasis(A06,-)penyakit prozoa usus lainnya (A07,-)Perhatian Khusus: -34Diagnosa: Ancylostomiasis (B76.0)Prosedur: -20
Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit TertentuAspek Koding: B76.0 AncylostomiasisInfeksi Ancylostoma spPerhatian Khusus: Termasuk didalamnya : Uncinariasis35Diagnosa: Ascariasis, unspecified (B77.9)Prosedur: -Aspek Koding: B77.9 Askariasis, tidak dijelaskanB77 AskariasisTermasuk : AskaridiasisPerhatian Khusus: Infeksi cacing gelangPerhatikan kode dagger asterisk denganpneumonia dan komplikasi intestinal.21
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGII. Neoplasma36Diagnosa: Soft Tissue TumorProsedur: Eksisi (83.39)Aspek Koding: Indikasi tindakan soft tissue tumor yang dilakukandengan narkose umum dengan salah satu kriteriadibawah ini :1. Deep soft tissue tumor2. Meluas ke struktur vital3. Ukuran dimensi salah satu 4 cm4. Keganasan5. Perlu rekonstruksi6. Lokasi: head & necksoft tissue tumor yang dilakukan dengan narkoselokal yaitu dengan salah satu kriteria :1. Superficial soft tissue tumor2. Lokal, tidak meluas ke struktur vital3. Ukuran dimensi salah satu 4 cm4. Tidak perlu rekonstruksiKriteria STT yang memerlukan rawat inap :1. Perlu tindakan dengan narkose umum2. Meluas ke struktur vital ( pembuluh darah, sarafatau organ vital )3. KeganasanKriteria soft tissue tumor sesuai lokasi yaitu :- Superficial : tumor terletak di atas dari fasciatanpa ada infiltrasi22
Neoplasma- Deep : tumor di bawah fascia /tumormenginfiltrasi dan disertai dengan pemeriksaanimaging bila tersedia di fasilitas kesehatan.Perhatian Khusus: Perhatikan keterangan Excludes dalam ICD 9CM :bursectomy (83.5)excision of lesion of skin and subcutaneous tissue(86.3)synovectomy (80.70-80.79)37Diagnosa: Benign neoplasm (D10 - D36)Prosedur: -Aspek Koding: Terdapat 5 jenis kode untuk neoplasma. Malignanprimer, malignan sekunder, in situ, benigna, danuncertain or unknown behaviour (tidak diketahui).Untuk kode diagnosis dapat merujuk ke indeksalfabet Volume III ICD-10 Revisi Tahun 2010Perhatian Khusus: Pastikan hasil pemeriksaan penunjang sesuaiantara jenis tumor/neoplasma dengan kode yangdigunakan.38Diagnosa: Diagnosa kombinasi untuk D14.3 dan J90 adalahC78.2Prosedur: -Aspek Koding: C78.2 bukan kode gabungan antara kodebenign neoplasm of bronchus lung (D14.3) danpleural effusion, not elsewhere classified (J90).C78.2 dikoding jika efusi pleura menunjukkan23
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGkeganasan yang tegak secara medis. Perhatikanjuga diagnosis utama atau sekunder lain apakahsudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidakada riwayat primary cancer, namun ditemukankeganasan pada cairan pleura maka dikoding C38(konfirmasi DPJP).Perhatian Khusus: Hanya jika hasil pemeriksaan cairan pleura terbuktikeganasan. Jika tidak terbukti keganasan makatetap dikode sebagai J9039Diagnosa: Tumor mammae sinistra (D24)Prosedur: Eksterpasi tumor mammaeAspek Koding: Jika prosedur yang dilakukan pada payudara (kulitatau subkutan) maka menggunakan kode 85.Jika prosedur tersebut adalah biopsi dengan jarummaka menggunakan kode 85.11Jika prosedur tersebut adalah biopsi dengan openbiopsi maka menggunakan kode 85.12Jika prosedur tersebut adalah eksisi tumor ataubagian lain pada payudara maka menggunakankode 85.2- (disesuaikan lokasi eksisi)Perhatian Khusus: Pastikan prosedur yang dilakukan.40Diagnosa24: Tumor rongga pelvis (D36.7 )Anemia (D63.0*)Hypoalbumin (E88.0)ISK (N39.0)
NeoplasmaProsedur: Laparatomi exsisiAspek Koding: Jika prosedur eksisi pada rongga pelvis daerahperitonium maka dikode 54.4Jika prosedur untuk biopsi maka dikode 54.23Jika prosedur untuk eksisi pada rongga perlvisdaerah peritoneum dan biopsi maka menggunakankode 54.4 (eksisi) dan 54.23 (biopsi)Perhatian Khusus: Perhatikan hasil pemeriksaan penunjang strukturjaringan.41Diagnosa: Penggunaan Kode C78.2 Secondary malignantneoplasm of pleura sebagai Diagnosa Sekunderuntuk Efusi Pleura (J90) untuk kasus keganasanbronchus dan paruProsedur: -Aspek Koding: ICD 10 2010Effusion- pleura, pleurisy, pleuritic,pleuropericardial J90- - chylous, chyliform J94.0- - fetus or newborn P28.8- - influenzal (see also Influenza, with,respiratory manifestations) J11.1- - malignant NEC C78.2Perhatian Khusus: Kode C78.2 hanya jika hasil pemeriksaan cairanpleura terbukti keganasan. Jika tidak terbuktikeganasan maka tetap dikode sebagai J9025
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBGIII. Penyakit Darah, Organ Pembuat Darah, danKelainan Tertentu Yang Melibatkan MekanismeImun42Diagnosa: Tumor pedis (D16.3)Prosedur: Eksterpasi besar tumor pedisAspek Koding: Untuk kode 77.68 (Local excision of lesion ortissue of bone ) merupakan kode untuk prosedurpengangkatan lesi/tumor yang berasal dari jaringantulang tarsal dan metatarsal.Kode 77.48 (Biopsy of bone) merupakan kodeuntuk prosedur eksisi dengan tujuan biopsi daritulang tarsal dan metatarsal.Perhatian Khusus: Pastikan di laporan operasi apakah dilakukan Eksisiatau Biopsi.43Diagnosa: Beta Thallasemia (D56)Prosedur: -Aspek Koding: Thalasemia Mayor menggunakan kode D56.1D56.0 Alpha thalassaemiaExcl.: hydrops fetalis due to haemolytic disease(P56.)D56.1 Beta thalassaemia, Cooley anaemia, Severebeta thalassaemia, Thalassaemia: intermedia,major26
Penyakit Darah, Organ Pembuat Darah, dan Kelainan Tertentu Yang Melibatkan Mekanisme ImunD56.2 Delta-beta thalassaemiaD56.3 Thalassaemia traitD56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin[HPFH]D56.8 Other thalassaemiasD56.9 Thalassaemia, unspecifiedMediterranean anaemia (with otherhaemoglobinopathy)Thalassaemia (minor)(mixed)(with otherhaemoglobinopathy)Perhatian Khusus: Jika pasien Thalasemia Mayor pada saat kontrolulang diberikan obat kelasi besi (Deferipone,Deferoksamin, dan Deferasirox) maka diinputkansebagai rawat jalan dengan menggunakan kodeD56.1 sebagai diagnosis utamaSebagai kelengkapan berkas top up INA-CBG harusdilampirkan product batch obat.Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.52 Tahun 2016 bahwa pengajuan klaim padapelayanan thalasemia mayor baik rawat jalanatau rawat inap yang menerima terapi kelasi besidilakukan 1 kali dalam 1 bulan.Kriteria rawat inap dite
dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Bersama mengenai Panduan Penatalaksanaan Solusi Permasalahan Klaim INA CBG Tahun 2018. Dalam Berita Acara tersebut terdiri dari 281 (dua ratus delapan puluh satu) kasus dengan rincian 208 (dua ratus delapan) kasus permasalahan koding, 63